Hari ini, Gustav dan Nessie bertemu di sebuah café. Calon mertua dan menantu itu saling mengobrol mengenai Mahesa dan putra kandungnya yang tak mereka sukai.“Jika bukan karena untuk mencari perhatian dari Mahesa, mana mau aku beramah tamah pada anak sialan itu, Om. Aku sangat tidak menyukainya. Bahkan, aku tidak ingin anak itu ada di dalam rumah tanggaku dengan Mahesa nantinya,” ucap Nessie sambil menghembuskan napas sebal, mengingat Kenzie.Gustav mengangguk. “Om pun sama denganmu. Kehadiran anak itu hanya akan menyusahkan. Darah wanita murahan itu mengalir di tubuhnya. Dia sama sekali tidak pantas untuk menjadi keturunan di keluarga Anderson.”“Lalu, apa solusi yang tepat untuk membuat anak itu menjauh dari Mahesa? Aku muak sekali, setiap hari, Mahesa selalu saja membahas tentang anaknya.”“Tenang saja, Nessie. Om sudah pikirkan sebuah cara untuk membuat anak itu menyingkir dari kehidupanmu dan Mahesa. Dia tidak akan lagi menjadi pengganggu kehidupan kalian.”“Yang benar, Om? Apa
Setelah saat dimana Mahesa memberitahu kabar tentang menghilangnya Kenzie, saat itu juga Riana meminta izin pada Mahesa untuk tidak lanjut bekerja hari ini.Wanita itu sibuk dengan Aram untuk mendatangi beberapa teman sekolah serta guru Kenzie. Dengan harapan ada salah satu dari mereka yang memiliki informasi penting. Sementara Mahesa sibuk mencari rekaman CCTV yang mungkin akan menunjukkan flat mobil berwarna silver itu.“Kenzie.” Air mata Riana sudah kering karena menangis sejak tadi siang. Kini ia terduduk lemas di kursi ruang tamu rumahnya sambil ditenangkan oleh Aram.“Mahesa, bagaimana? Kau berhasil menemukan informasi?” Aram langsung bertanya saat melihat Mahesa masuk dengan lunglai.Gelengan pelan menjawab pertanyaan sang dokter tampan itu.“Nihil. Aku dan Leo mencari informasi dari rekaman CCTV di beberapa titik. Kami sudah meminta bantuan polisi. Tapi sampai sekarang, belum ada kabar baik. Sulit mencaritahu mobil mana yang membawa Kenzie, karena ada puluhan mobil dengan wa
“Makan ini!” Baron kembali masuk ke dalam ruangan sempit itu dan dengan kasar menyodorkan sepiring makanan ke arah Kenzie.“Hmmpptt …” Kenzie tak mampu bersuara karena mulutnya masih dilakban.“Haha, mulutmu masih dilakban ya? Aku lupa kalau kau tidak akan bisa makan jika mulutmu ditutupi lakban. Baiklah, aku akan berbaik hati membukanya.” Baron mendekat, berjongkok di depan Kenzie yang tangannya masih terikat ke belakang, kemudian dibukanya lakban itu dengan perlahan.Meski pelan, namun Kenzie merasa kulit sekitar bibirnya sakit.“Aww …” “Cepat makan! Kuberi kau lauk ikan asin dan tempe. Suka atau tidak suka, kau harus memakannya!”“Aku tidak mau makan! Aku mau pulang!”“Sudah kubilang kau tidak akan pulang ke rumahmu lagi. Lupakan saja kedua orang tuamu itu. Lagipula kau tidak akan pernah lagi bertemu mereka.” “Lihat saja nanti, pasti Papa dan Mama akan datang menjemputku dari sini.”Baron hanya bisa menertawakan teriakan Kenzie yang menurutnya mustahil.Didorongnya piring itu ma
Malam hari, Gustav baru saja turun dari lantai atas rumahnya, namun dirinya dikejutkan dengan kehadiran Mahesa yang telah duduk di sofa ruang tengah dan menatapnya dengan tajam.“Mahesa? Sejak kapan kau datang?”“Baru saja.”“Pantas, Papa tidak mendengar pelayan memberitahu kau datang ke ruma Papa.”Mahesa berdiri saat Langkah Gustav makin mendekat padanya.“Kenapa berdiri? Duduklah dulu! Papa akan suruh pelayan untuk membuatkan minum untuk kita. Kau pasti ingin membicarakan soal rencana pernikahanmu dengan Nessie, ‘kan?” Gustav mempersilakan Mahesa untuk duduk lagi, kemudian ia menghempaskan pantatnya di atas sofa.Namun, Mahesa sama sekali tak ingin kembali duduk, apalagi bersama ayahnya.Matanya tetap saja tajam menyorot wajah Gustav. Seolah menyiratkan kemarahan.“Tidak perlu! Aku tidak ingin berbasa-basi lagi! Dan kedatanganku bukan untuk membahas soal
Polisi langsung bergerak setelah mendapat laporan dari Riana. Mereka melacak dimana lokasi panggilan itu berasal.Hal itu tentu saja membuat Riana senang karena ia tahu kalau polisi pasti akan berusaha melakukan yang terbaik.Sama halnya dengan Mahesa, harapannya semakin tinggi untuk bisa menemukan Kenzie.“Sebentar lagi, polisi pasti akan segera memberikan kabar baik, Tuan. Putra Anda akan secepatnya ditemukan. Aku yakin itu,” ucap Leo yang duduk di sebelah Mahesa.Saat ini, Leo dan Mahesa sedang dalam perjalanan pulang. Mereka duduk di kursi belakang, sementara kemudi dikendalikan oleh seorang sopir.Mahesa mengangguk.“Aku pun sangat berharap begitu,” balas Mahesa. Tak berselang lama, mobil itu pun berhenti di depan gerbang rumah Mahesa yang megah.“Nessie?” Mahesa berdecak pelan saat dilihatnya mobil milik Nessie sudah terparkir di rumahnya.“Mau apa dia datang ke rumahku?”“Mungkin Nona Nessie sedang merindukan Anda, Tuan.”“Leo, kau sudah bosan bekerja denganku?” Mahesa langsun
“Polisi sudah menemukan lokasi dimana Kenzie menelponmu. Mereka akan segera bergerak mengepung tempat itu.” Mahesa memberitahu Riana setelah ia mendapatkan informasi lebih lanjut dari kepolisian.Mata Riana langsung melebar senang.Saking senangnya, sampai berkaca-kaca. “Aku mau ikut ke sana!” Riana meminta sambil memegang tangan Mahesa. “Tidak. Sebaiknya kau tidak usah ikut. Biar polisi yang menjalankan tugasnya,” saran Mahesa dengan halus.“Aku tidak boleh ikut? Tapi kau, kau pasti akan ikut ke sana ‘kan? Kenapa kau boleh ikut, sementara aku yang ibu kandungnya sendiri, tidak?” Riana protes.Rasa tak sabar ingin segera melihat putranya, membuat Riana kalut dan mengguncangkan tangan Mahesa.“Masalahnya, kita tidak tahu penculik seperti apa yang akan dihadapi oleh polisi nanti. Kau seorang wanita, akan lebih baik jika tetap di sini dan menunggu kabar baik saja.”“Tolong, Riana. Ini demi Kenzie juga,” ucap Mahesa, memegangi kedua Pundak Riana sambil menatap bola mata wanita itu denga
Kenzie telah kembali ke pelukan Riana.Tentu saja Riana yang merasa nyaris kehilangan harapan dan semangat hidup, kini merasa hatinya kembali utuh saat dirinya bisa memeluk putranya.Aram tersenyum melihat Riana dan Kenzie yang saling melepas rindu.“Apa saja yang penculik itu lakukan padamu? Mereka menyakitimu?” tanya Riana, melepas pelukannya dan memeriksa tubuh Kenzie.Kenzie menggeleng. “Tidak Ma. Tapi mereka hampir saja mau membawaku ke suatu tempat, untungnya polisi datang bersama Papa.”Riana tersenyum sambil berderai air mata. Kembali dipeluknya tubuh mungil Kenzie dengan erat.“Terima kasih sudah mengembalikannya, Mahesa.”“Tidak perlu berterima kasih padaku. Aku pasti akan melakukannya tanpa diminta karena aku juga tidak bisa membiarkan putraku dalam bahaya,” jawab Mahesa.Riana setuju dengan ucapan lelaki itu. Sementara Aram hanya menatap dengan wajah datar. Namun tangannya mengusap kepala Kenzie yang kini sudah lepas dari pelukan ibunya.“Jadi, polisi sudah menangkap pelak
Sebuah mobil baru saja berhenti di depan kantor polisi. Kemudian seorang gadis turun dari mobil dan melangkah dengan tubuh semampainya.Dia adalah Nessie. Datang menemui Gustav karena baru saja mendengar kabar soal Gustav yang tertangkap.Kini, kedua orang itu sudah duduk saling berhadapan di ruang tunggu.“Kenapa Om bisa seceroboh itu? Harusnya Om tidak perlu bertindak apa-apa. Om hanya tinggal memerintah orang suruhan Om untuk melakukan semuanya. Sekarang, Om jadi tertangkap, ‘kan? Dan aku bingung bagaimana cara mengeluarkan Om dari sini.” Nessie memijit keningnya yang berdenyut pening.“Tapi bagaimana pun kau juga terlibat dalam kasus ini, Nessie. Ide penculikan ini memang aku yang membuatnya, tapi markasnya kau yang menyedikannya, juga kau sendiri yang menyarankan Om untuk menyuruh Si Baron yang katamu adalah seorang penculik professional. Tapi apa? Akhirnya dia dan Om malah tertangkap polisi.” Gustav mendengus sebal. Kedua tangannya terborgol di depan.Karena ada polisi yang berj