Share

Chapter 45 Hanya Sebatas Persinggahan

Rumah bagiku, hanyalah persinggahan dikala ku lelah menghadapi hiruk pikuknya dunia. Rumah tak mampu membuatku merasa aman dan mendapatkan kedamaian. Rumah yang seharusnya dijadikan tempat berpulang saat jiwa ini lelah, hanyalah neraka yang mampu membakar jiwa ini menjadi abu. Bagaimana rasanya hidup bersama orang tua yang selalu membencimu? Kisah ini bermula saat diriku masih berumur lima tahun. Semua orang membenciku dan mengangapku monster kecil. Masih ku ingat pada suatu pagi, mamaku mengintrogasiku seperti seorang penjahat.

“Kemana saja kau? Bagaimana kau bisa masuk rumah? Sedangkan pintunya terkunci?” tanya Hanum dengan dingin, menjatuhkan sendoknya dipiring dengan cukup keras, saat merasakan kehadiran Fikri. Fikri yang hendak duduk dikursi pun tersenyum simpul “Seperti biasa ma, aku memanjat jendela kamarku. Darimana mama tahu kalau pintunya dikunci? Apakah mama yang melakukannya? Menyuruh bu Surtinah mengunci pintu, agar aku tidak bisa masuk?” tanyaku dengan datar.

Pertanyaan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status