Share

RACUN BERUPA MADU
RACUN BERUPA MADU
Penulis: Milla Dwi

BAB 1. SUDAH JATUH TERTIMPA TANGGA

 Adelia turun dari taksi sambil memegang kertas hasil tes kesehatannya. Dia ingin secepat mungkin berbagi cerita tentang penyakit kanker payudara yang dideritanya ke Arga. Berharap supaya bisa cepat mendapat solusi dari suaminya itu.

"Ternyata Mas Arga sudah dirumah. Kenapa hari ini dia cepat sekali pulangnya? Jangan-jangan dia sakit," ucap pelan Adelia. 

Dia memasuki halaman rumah, dan melihat mobil suaminya sudah terparkir di garasi. Tanpa pikir panjang, Adelia langsung mempercepat langkahnya karena ingin segera memberitahu Arga tentang kesedihannya, juga khawatir suaminya kenapa-kenapa.

"Kalau dia sakit, kenapa gak kasih tau? Atau dia takut aku khawatir mungkin ya?" ucapnya lagi. 

Dengan cepat Adelia masuk kerumah. Arga tidak ada diruang tamu, rumah pun terlihat sepi, kosong tidak ada siapa-siapa.

"Mungkin Mas Arga di kamar, sedang istirahat. Kasihan dia pasti kelelahan karena sering lembur." ucapnya dalam hati.

Dia melanjutkan langkahnya ke lantai dua. Baru saja sampai di depan kamarnya , terdengar suara-suara aneh dari dalam kamar. 

"Mas Arga sama siapa di dalam? Kenapa dia seperti bersama orang lain?" ucapnya pelan. Rasa penasaran dalam hati semakin menjadi.

Baru saja Adelia hendak meraih handel pintu, tiba - tiba suara aneh itu  semakin lama semakin jelas terdengar. Itu bukan suara aneh, tapi suara erangan dan desahan manja dari seorang perempuan. Tubuh Adelia gemetaran membayangkan apa yang sedang dilakukan suaminya dengan perempuan itu, didalam sana.

"Suara itu? Mas Arga membawa perempuan ke dalam kamar kami?" gumamnya.

Dengan cepat dia membuka pintu, dan ternyata pintu tidak terkunci. Seketika mata Adelia melebar, dan kedua tangan membekap mulutnya sendiri yang terbuka lebar karena terkejut dengan pemandangan didepan matanya.

"Astaghfirullah ya Allah Mas Arga!" pekik Adelia. Sepontan dia menjatuhkan tas dan kertas hasil tes yang dia bawa itu. Bagai ada ribuan pisau yang menyayat hatinya, sakit dan perih yang luar biasa melihat apa yang sedang suaminya lakukan.

Arga yang sedang berada diatas tubuh seorang perempuan pun sangat terkejut dan tidak bisa mengelak lagi, karena Adelia sudah berdiri diambang pintu. 

Dia pun tak menghentikan aktivitasnya. Dia terus berpacu dengan nafsunya  hingga mencapai puncak pelepasan, tanpa peduli dengan kehadiran Adelia.

Setelah kedua orang itu sama-sama mencapai puncak kepuasan, barulah Arga turun dari ranjang dan mendekati Adelia, dengan hanya memakai kolor.

Adelia masih terpaku di ambang pintu, saat Arga datang mendekatinya, "Del, kamu sudah pulang? Bukannya kamu bilang mau pulang lambat?" tanya laki-laki itu seolah tanpa dosa, sambil mengangkat tangannya hendak memegang tangan istrinya.

Adelia yang tersadar dari rasa terkejutnya refleks langsung menampar pipi Arga. "Kurang ajar kamu Mas, beraninya membawa perempuan lain ke kamar kita. Dasar gak ada otak! Berani sekali tiduri perempuan lain di kamarku!" bentak Adelia

Arga tak membalas tamparan istrinya itu, dia meraih kedua tangan Adelia, tapi wanita itu cepat menghindar sehingga laki-laki itu hanya meraih tempat kosong.

"Del, kita bicarakan ini baik-baik ya. Aku bisa jelaskan semuanya," ucap Arga 

Adelia segera menepis tangan Arga. "Jangan sentuh aku lagi dengan tangan kotor mu itu! Gak nyangka sama sekali, ternyata kamu seorang bajingan! Tega kamu khianati aku kayak gini! Apa salahku Mas? sampai kamu tega melakukan ini padaku!" jerit Adelia.

Adelia kemudian masuk ke dalam kamar dan mendekati perempuan yang ada di tempat tidurnya itu. Ditariknya selimut yang di gunakan untuk menutupi tubuh perempuan itu, dan plak plak. Adelia pun menampar perempuan itu dua kali.

"Apa tidak ada laki-laki lain yang belum beristri hah! Sampai-sampai kamu mau menyerahkan tubuhmu pada laki-laki beristri! Apa sebegitu tidak lakunya kamu? Sampai harus menggunakan tubuhmu untuk memikat suami orang!" teriak Adelia emosi.

Plak plak plak, Adelia kembali menampar perempuan itu tiga kali.

"Awh sakit!" pekik perempuan itu.

"Baru ditampar segitu saja sudah merintih kesakitan, tapi waktu menikmati sentuhan suamiku, kamu tidak merasakan sakit sama sekali. Dasar perempuan sampah!" murka Adelia lagi, sambil menjambak rambut perempuan itu.

"Mas sakit, tolong aku!" erang perempuan itu, meminta pertolongan Arga yang hanya terpaku menjadi penonton. Dia tidak berusaha melawan Adelia, supaya terlihat lemah di depan Arga.

Arga yang tersadar dari rasa terkejutnya, langsung menarik tubuh sang istri dan mendorongnya ke belakang. Adelia yang hilang keseimbangan pun terjatuh. Dia sangat terkejut karena suaminya lebih membela selingkuhannya dan berani bersikap kasar padanya yang merupakan istri sah.

"Mana yang sakit sayang?" tanya Arga lembut ke perempuan itu, lalu membawanya kedalam pelukan. Sementara yang ditanya hanya menangis sesenggukan sambil memegangi pipinya. Arga mengusap dengan lembut pipi itu, lalu diciumnya penuh sayang.

Adelia yang menyaksikan itu, semakin tersulut emosi. Dia bangkit terus langsung menarik perempuan itu dari pelukan Arga dan langsung mendorongnya keluar kamar, " Pergi kamu dari sini pelacur!" geram Adelia

"Aaawww sakit!" teriak perempuan itu, saat tubuhnya terjatuh dilantai.

"Hentikan Adelia!" bentak Arga seraya membantu perempuan itu berdiri.

Sejenak Adelia terpaku dengan bentakan Arga, karena selama mereka berumah tangga, baru kali ini suaminya itu membentaknya.

"Mas, kamu berani bentak aku?" dengus Adelia yang semakin emosi.

"Ya, jangan kamu pikir aku tidak berani sama kamu Del! Dengar baik-baik, mulai sekarang Indah akan tinggal disini bersama kita! Dia akan menempati kamar ini bersamaku, silahkan pindahkan barang-barang mu ke kamar lain. Kamar ini, Sekarang menjadi milik kami, bukan lagi kamar kita. Kamu tidak berhak lagi memasukinya!" tekan Arga

Adelia membeku mendengar ucapan suaminya. Kepalanya tiba-tiba pusing, dan matanya berkunang-kunang. Dengan cepat dia berpegangan ke dinding, dan melorotkan tubuhnya ke lantai.

Dunianya terasa hancur, dadanya terasa sesak, badannya lemas bagai tanpa tulang. Sulit untuk dipercaya kalau laki-laki yang dia pikir sangat menyayangi dan selalu berlaku lemah lembut padanya, ternyata dia tak lebih dari seorang bajingan berkedok suami.

"Kamu sangat kejam Mas! Kenapa perlakukan aku seperti ini? Kamu lebih memilih pelacur itu dari pada aku istrimu, orang yang sudah puluhan tahun mendampingi mu!" murka Adelia ,tanpa bisa mengontrol emosinya lagi.

"Berhenti bilang Indah pelacur Del! Dia itu istriku juga, sama seperti kamu! Cuma bedanya, Indah bisa memberiku anak sedangkan kamu mandul!" murka Arga, dan bagi Adelia, itu sangat terasa seperti sebuah ujung pisau yang mampu menyayat hati.

Adelia tidak bisa berkata apa-apa lagi. Hatinya begitu sesak, kepalanya semakin terasa pusing, dan badannya terasa lemas dan gemetaran karena terlalu emosi.

"Jadi mulai sekarang, aku minta sama kamu untuk bisa perlakukan Indah dengan baik sebagai adik madumu! Bantu aku jaga dia dan janin yang sedang ada dalam kandungannya!" tekan Arga lagi

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Pena Ilusi
Hadir, Kak. Semangat berkarya moga sukses
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status