Pagi ini kedua pasangan suami istri itu dikejutkan oleh pukulan pintu yang dihantam berkali-kali.“Mama! Papa!” teriak anak kecil yang mencari keberadaan kedua orang tuanya.“Emh … Ale siapa yang dari tadi menggedor-gedor pintu begitu?” tanya Zevanya pada suaminya.Alejandro yang baru saja bangun karena istrinya itu masih mengumpulkan sukmanya. “Em? Ada apa, sayang?” pria itu malah bertanya balik.“Ish kau ini. Ada yang menggedor-gedor pintu,” ulang Zevanya.“Mama! Papa! Kenapa tak menjawab sih!” Matt yang berada dibalik pintu kesal.Kini kontan Zevanay dan Alejandro saling melempar pandangan satu sama lainnya. “ASTAGA! MATT!”Mereka berdua panik. Melihat keadaan mereka yang masih tanpa busana. “Ale, bajuku mana?” Zevanya mencari bajunya yang entah dilempar ke mana dengan suaminya itu.“Aku juga tak tahu. Celanaku yang semalam di mana?” Alejandro ganti kembali bertanya pada istrinya.“Mana kutahu. Kan kau yang semalam melemparnya. Makanya jangan asal main lempar sembarangan! Aduh!” g
Suara dentingan sendok dan piring yang beradu mmemenuhi ruang makan. Hari ini spesial sekali. Dengan adanya Zevanya dan Matt, menantu serta cucu di keluarga Ricarhdo menjadi sangat lengkap.Memang mereka sudah beberapa minggu menempati mansion utama itu. tapi euphoria masih melekat. Apalagi setiap hari Bianca dan Ronald melihat tingkah bucin dari anak semata wayangnya dengan sang istri. Sampai-sampai sang istrinya risih.“Pa, ternyata singa yang bengis kita bisa juga menjadi kucing ya? Apalagi kalau sama istrinya. Aduh ckckck …” sindir Bianca yang menyikut siku Ronald suaminya yang tengah asyik menyuap makanan.Ronald mendekat pada Bianca, “Tapi tak ada yang bisa mengalahkan rasa bucin dan romantisnya Papa ke Mama.”“Hueck!” Matt seperti mau muntah.“Kenapa, sayang?” kedua pasang suami istri itu kompak panik ketika Matt mau muntah.“Perutku lama-lama mual. Kalian itu sudah tua, lo!” ejek Matt.Tak ayal celotehannya memancing tawa seluruh penghuni Mansion. Bocah kecil itu memukul tanga
“Kau! Ergh!” Lian geram dia menyusul Anastasia. Tetapi sesampainya di pintu pria itu menoleh pada Mikhayla. “Jangan pernah ulangi hal yang sama lagi atau kau akan tau akibatnya. Ingat kau sudah membuat masalah dengan istri Alejandro. dengan mengaku bahwa kau calon istrinya. Sampai hal ini terulang untuk yang ketiga kalinya. Kupastikan kau keluar dari perusahaan ini. Dan tak jangan harap kau bisa diterima di perusahaan lain!” ancamnya.Mikhayla yang mendengar itu seketika langsung diam. Wanita itu shock karena Lian yang biasanya diam dan cuek bisa mengancamnya begitu saja. terlebih dia tahu tentang kesalahan yang pernah dia lakukan pada istri Bosnya beberapa hari lalu.Kali ini harus lebih hati-hati lagi agar ancaman Lian tak menjadi kenyataan. Jika dia kehilangan pekerjaan dan di blacklist dari semua perusahaan. Harus bagaimana dia hidup untuk memenuhi gaya hidupnya yang mewah itu. dia juga akan kesusahan untuk panjat social pada beberapa orang yang menguntungkan baginya.Pria itu per
Zevanya panic karena dia tak sengaja melirik ke arah jendela pesawat. Ternyata pesawat yang mereka tumpangi sudah sampai di tempat tujuan. Namun suaminya masih saja bermain-main dengan gundukan kembarnya.“A-ale, sayang. kita sudah emh … kita sudah s-sampai,” Zevanya berusaha mengatur napas dan fokusnya.Alejandro masih saja dengan kegiatan menyusu bak anak kecil. tak menghiraukan teguran istrinya.“Sayang, Ale sudah. Kita sudah sampai,” Zevanya mau tak mau menangkup wajah suaminya dengan kedua telapak tangannya. Dia juga mengarahkan wajah Alejandro ke jendela yang berada tepat di sampingnya.Alejandro yang melihat pesawat sudah berhenti pun memelas. Wajahnya menunjukkan yang tak rela jika harus berhenti ditengah jalan pun memeluk istrinya erat. “Aku masih kurang,” rengeknya.“Masih banyak waktu yang akan kita habiskan. Jadi ayo, aku juga tak sabar dengan berbagai kegiatan yang akan kita lakukan,” seru Zevanya.Alejandro senyum bahagia. Karena dia juga tak sabar menghabiskan waktu den
Sampai di hotel, pasangan suami istri ini langsung menghamburkan tubuhnya di ranjang. Rasa lelah mulai mereka rasakan.Zevanya pamit untuk mandi terlebih dulu. Alejandro sangat ingin ikut tetapi ada telpon dari Lian yang membuatnya tak bisa mandi bersama sang istri.“Angkatlah, aku mandi dulu ya. Setelah itu aku akan telpon anak kita,” tutur Zevanya.Alejandro mengangguk dan langsung menggeser tombol hijau di layar ponselnya. “Ada apa?” tanyanya tanpa basa-basi.“Aku jadi ingin menikah juga, Bos,” rengeknya dengan nada berat dan mendayu. “Kau mabuk?” tebak Alejandro. Seperti biasa Lian memang sering begitu jika sudah mabuk. Memang sinting, menelpon orang lain yang tengah bulan madu. Dan mengadu jika ingin menikah juga.Wajah Alejandro tak seramah barusan. “Kalau memang taka da yang penting kumatikan.”“Aku sedih. Zeva ingin menjodohkan Ana dengan pria lain. Aku mendengarnya sendiri. Kau tahu? Dan Ana juga mau datang ke kencan buta yang dipersiapkan Zeva. Aku harus bagaimana?” tanya
Hidup terasa hambar. Tak ada hal yang menarik yang bisa dilakukan dan dirasakan. Dari dulu semenjak kepergian wanita itu hidupnya jadi abu-abu. Kertas putih yang bersih, bertuliskan tinta membentuk cerita kisah dua insan saling cinta. Namun nyatanya musnah. Tinta hilang melebur bersama derasnya hujan. Sampai kertasnya kusut tak berbentuk dan juga tak lagi putih.Untuk kembali seperti sedia kala? Sudah pasti tak mungkin. Jika pun mungkin pasti akan sulit. Butuh waktu, entah seberapa lama.Dikatakan pulih? Belum, tapi hampir. Jika bisa dia ingin menghapus seluruh hidupnya yang dipenuhi kenangan buruk tentang wanita itu. Apa daya, sayangnya tak bisa.Inilah Victor yang sekarang. Duduk sendiri dalam keramaian. Padahal jika ada music yang mengalun kencang dengan beat yang tak kalah asyik. Pria itu pasti sudah menggoyangkan badannya sembari memegang gelas berisi minuman penenang sementara itu.Semenjak sahabatnya menikah, Victor jadi mencari arti kata cinta dan setia. Apa masih ada kata cin
Jemari besarnya membelai lembut kepala sang kekasih hati. Dia merapikan anak rambut yang tersusun rapi di sana. Terakhir kali membubuhkan ciuman mesra sebelum dia memutuskan membangunnkan istri tercinta.CUP!“Sayang? Bangun, hm?” ucapnya lembut.Masih belum bangun juga. Malah tangan yang baru saja membelai rambut dan wajah wanita cantik jelita itu kini sudah berada di dekapan menambah rasa nyenyak.“Anya, sayang. kita harus pergi ke tempat lain. Jadi kau harus bangun sekarang juga,” Alejandro kembali membelai lembut rambut istrinya. Karena tak kunjung bangun, muncullah ide konyolnya.Pria itu memaksa Zevanya agar membuka matanya. Jari kedua pria itu menarik paksa agar istrinya melek.“Ale!” teriak Zevanya pada suaminya yang sudah mulai menjengkelkan dipagi hari.“Fuh!” Alejandro malah dengan iseng meniup mata Zevanya yang baru saja ia paksa untuk melek. Pria ini memang sengaja mengajak perang dunia kesekian.“Astaga! Kau! Benar-benar ya. Alejandro!” seketika nyawa Zevanya dengan inst
Zevanya masih melanjutkan mimpi indahnya yang sempat tertunda karena ulah suaminya yang memaksanya bangun. Wanita itu terlalu lelah karena diserang habis-habisan oleh suaminya.Alejandro tak mau menganggu waktu istrinya. Karena nanti mereka akan mengunjungi tempat yang akan menguras tenaga. Maanya dia membiarkan Zevanya untuk beristirahat. Karena perjalanan juga masih panjang. Alejandro juga merasakan kantuk hingga ahirnya sama dengan sang istri. Mereka berdua tertidur di pesawat dalam perjalanan menuju destinasi selanjutnya.Setelah beberapa kilometer pesawat yang membawa sepasang suami istri ini sudah memasuki kawasan bersalju.Pramugara memberanikan diri untuk membangunkan Alejandro. Karena jika ia membangunkan istri bossnya akan dilahap habis. Karena dia masih sayang nyawa karena tak berani berkomunikasi atau bahkan menatap Nyonya Alejandro. Makanya dari itu pramugara memberanikan diri membangunkan Alejandro.“T-tuan …” saking takutnya pramugara itu gugup dan seluruh badannya geme