Share

Keajaiban

Di hadapan gundukan tanah dengan nisan bertuliskan Burhan Hakim itu, Jihan duduk bersimpuh dengan kedua tangan mengepal.

Sebulan sudah berlalu sejak suaminya pergi dengan berbagai misteri yang ditinggalkan. Baru kali ini tangis perempuan itu tumpah di atas pusara terakhir lelaki yang dulu begitu dia kagumi sebagai sosok seorang imam.

Pertahan yang sudah lama dia bangun kokoh, harus roboh ditelan kenyataan yang begitu menyakitkan tentang kisah kelam yang baru dimulai.

Rasa sesak akibat pengkhianatan tak seberapa pedih dibandingkan fakta yang baru terkuak setelah salah satu pihak meninggal dengan mengenaskan.

Siapa? Siapa yang bisa disalahkan sekarang?

Apa yang bisa Jihan lakukan bila yang bersangkutan tak lagi ada dalam genggaman tangan?

"Seandainya ... seandainya saat itu aku memaksakan diri untuk pulang, seandainya ... seandainya saat itu aku tak terbuai akan lantunan ayat yang kamu kumandangkan. Seandainya kita tak pernah bertemu. Mungkin aku tak perlu menerima siksaan seke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status