Lu Fei juga heran kenapa dia bisa sangat unggul begini. Padahal dia sangat yakin kalau dirinya kalah kuat dari lawannya. Perlahan tapi pasti Lu Fei mulai mendominasi tanpa jurus apapun. Dia hanya bertarung dengan dasar bela diri. Sekali lagi, Lu Fei berhasil melakukan tebasan. Itu langsung melukai lawannya. Pembunuh Bayaran itu langsung mundur menjauh beberapa langkah.
"Mereka yang lemah atau aku yang kuat?" Lu Fei heran. Padahal dia hana berada di tahap Flowing Qi ke satu. Masih sangat di bawah standard umur nya. Lu Fei yakin kalau lawan yang dia lawan sekarang setidaknya berada di tahap Core Foundation. Harusnya mudah bagi lawannya untuk mengalahkan dirinya. Hanya saja yang terjadi malah sebaliknya. "Aku harus memanfaatkan ini," ucap Lu Fei. Dia pun mengeluarkan sebuah botol kecil dari kantong bajunya. Lu Fei menuangkan cairan berwarna hijau itu pada pedang miliknya. Itu adalah racun, dengan cepat Lu Fei maju dan mulai menyerang lagi. Lawannya tidak akan membiarkan dirinya kalah. Dia mulai mengeluarkan kekuatan api miliknya. Sebuah pukulan api pria itu lakukan. Lu Fei langsung mundur ke beakang. Wajahnya hampir saja terkena pukulan api itu. Lu Fei merasa ini akan menjadi lebih sulit. Pada tahap Core Foundation seorang cultivator membentuk sebuah Core atau inti yang nantinya akan membuat mereka memiliki sebuah kekuatan seperti elemen atau kekuatan lainnnya. Core cukup bervariasi. Jenis Core itu ada dua yaitu Core element, Core non element. Contoh Core Element adalah Core api, Core air, Core petir dan sebagainya. Sedangkan, Core non element seperti Core pengendali, Core racun, dan sebagainya. Yang paling banyak dimiliki oleh para cultivator adalah Core element seperti coe api, Core air, Core tanah dan Core angin. Itu yang paling umum. Menunduk. Lu Fei pun menununduk. Sekali lagi, Lu Fei berhasil menghindari pukulan lawannya. Lu Fei melihat sebuah celah. Lu Fei melompat ke samping kanan satu lompatan kecil. Setelah itu dia pun mengangkat pedangnya dan melakukan tebasan ke bawah dengan cepat. Yang penting cepat, tidak perlu kuat. Lu Fei lebih fokus menggunakan qi nya untuk mempercepat gerakan nya bukan memperkuat tebasannya. Satu tebasan itu membuat lawan Lu Fei tergores. Hanya ujung pedang yang mengenai tubuh pembunuh bayaran itu, tetapi itu harusnya sudah cukup. Lu Fei pun mundur ke belakang. "Sial. Ini buruk," keluh Pembunuh Bayaran itu. Dia pun maju lagi. Daripada mati sendirian, lebih baik dia mati bersama dengan targetnya. Pembunuh Bayaran itu melakukan serangan membabi buta. Setiap serangannya menggunakan inti api. lu Fei sangat dibuat kesulitan. Bahkan gubuk penyimpanan di sana terbakar. Bukan hanya itu, rumah Lu Fei bahkan terkena api dan mulai terbakar juga. Lu Fei mengabaikan itu. Dia lebih fokus pada pertarungan yang sedang dia lakukan. Lu Fei menunduk dan melakukan tebasan ke atas. Satu tebasan lagi mengenai lawannya. Pembunuh Bayaran itu tidak mundur. Dia sudah yakin kalau dirinya akan mati karena itu dia terus menyerang Lu Fei. Perlahan Lu Fei mulai kelelahan. Saat dia mulai melemah, sebuah pukulan mengenai dada Lu Fei. Dia terpental ke belakang. Dadanya terbakar. Lu Fei muntah darah. Satu pukulan lagi Pembunuh Bayaran itu lakukan. Lu Fei bangun dan melompat mndur ke belakang. Sayangnya dia kalah respons dan akhirnya terkena pukulan lagi. Lu Fei bisa unggul sebelumnya karena dia punya banyak pengalaman, tetapi tetap saja tubuhnya yang sekarang lebih lemah. Setelah bertarung cukup lama, Lu Fei mulai kelelahan. Bahkan sekarang dia terkena pukulan berulang kali. Itu membuat keadaan Lu Fei semakin buruk. "Apa ini menjadi akhir bagiku?" keluh Lu Fei. Sekali lagi dia terkana pukulan di dadanya. Lu Fei pun terjatuh. Pembunuh Bayaran itu mengambil pedang Lu Fei. Dia tersenyum. senyuman kemenangan. "Kau akan mati bersama denganku," ucap Pembunuh Bayaran itu. Pembunuh Bayaran itu langsung mengayunkan pedang itu. Lu Fei menutup matanya, dia kesal karena dia harus berakhir terbunuh. Padahal dia baru saja hidup kembali. Kesempatan kedua ini gagal dia manfaatkan. Lu Fei sangat menyesali itu. Dia terus saja mengeluh. Tanpa sadar kalau dia tidak merasakan sakit tambahan. Lu Fei membuka mata dan terlihat Pembunuh Bayaran itu terbunuh dengan sebuah pedang menancap di tubuhnya. Tidak lama kemudian Pembunuh Bayaran itu terlempar. Dari belakang Pembunuh Bayaran itu terlihat ada seseorang. Orang yang membunuh Pembunuh Bayaran itu. Orang itu adalah Shuang Lu. "Apa kau baik-baik saja?" tanya Shuang Lu. "Ah, terima kasih paman." Shuang Lu mengulur kan tangannya. Lu Fei pun menyambut itu dengan senang hati. Setelah bangun, Lu Fei langsung membungkuk. Dia berterima kasih karena telah diselamatkan. Kalau Shuang Lu tidak datang, Lu Fei yakin kalau dirinya akan terbunuh. Tentu saja dia sangat bersyukur. Lu Fei berterima kasih sekali lagi. "Syukurlah kau baik-baik saja. Untung saja aku tidak telat. Kalau sampai telat beberapa detik lagi. Kau bisa saja terbunuh, tetapi kau harus bertanggung jawab karena bocah suruhanmu menghancurkan salah satu bangunan di kediamanku. Kau harus ganti rugi," ucap Shang Lu. "Aku akan bertanggung jawab. Di mana dia sekarang?" tanya Lu Fei. Orang suruhan Lu Fei itu pun muncul. Selama ini dia berada di belakang Shuang Lu. Dia melambaikan tangannya ke arah Lu Fei. Lu Fei lega karena ternyata rencananya masih bisa berhasil meski tidak 100% berjalan sesuai dengan apa yang dia harapkan. Yang jelas intinya adalah dirinya bisa selamat. "Kau harus berobat lebih dulu. Tubuhmu terluka cukup parah. Kau pergi ke rumahku di sana ada Shuang Ji. Kau minta dia mengobati dirimu. Paman akan pergi ke tempat lain untuk melaporkan apa yang terjadi. Kau boleh menginap di rumahku dulu sampai rumahmu diperbaiki," ucap Shuang Lu. "Baiklah paman. Terima kasih sekali lagi," ucap Lu Fei. Anak suruhan Lu Fei mengangkat tangannya. "Apa aku juga boleh menginap di rumahmu paman?" tanyanya. Shuang Lu mengerutkan keningnya. "Kau siapa? Aku bahkan tidak kenal denganmu. Tidak, kau tidak diperbolehkan menginap," jawab Shuang Lu. Anak itu terlihat kecewa. Shuang Lu pergi dari sana. Lu Fei pun memberikan bayaran yang sudah dia janjikan. Setelah itu dia meminta anak itu untuk pulang. Anehnya anak itu tidak beranjak sama sekali dari sana. Lu Fei mengerutkan keningnya. "Apa lagi?" tanya Lu Fei. "Ikut! Aku juga terluka," pinta anak itu. Lu Fei menatap anak itu dari atas hingga bawah. Hanya ada luka gores kecil. "Tidak. Tidak, kau tidak boleh ikut. Pulanglah!" jawab Lu Fei. Lu Fei beranjak dari sana. Dia pergi ke rumah Shuang Lu. "Pelit. Kau sangat pelit," keluh anak itu. Lu Fei hanya melirik saja. Tidak lebih dari itu.Kajadian itu membuat Lu Fei sadar kalau dia benar-benar diincar. Dia harus berlatih lebih keras lagi agar kejadian tadi tidak terulang lagi. Tidak ada yang ingin mati. Apalagi ini adalah kesempatan kedua untuk Lu Fei. Dia merasa kalau dia tidak boleh bermalas-malasan. Suatu hari nanti, dia akan melawan musuh yang lebih kuat. Tentu saja dia harus menjadi sangat kuat. "Kejadian di kehidupan sebelumnya tidak boleh terulang," ucap Lu Fei. "Apanya yang tidak boleh terulang?" tanya Shuang Ji. Dia masuk ke dalam. Lu Fei awalnya agak panik, tetapi dia bisa menenangkan dirinya dan terlihat biasa saja. Dia membuat alasan yang masuk akal dan akhirnya Shuang Ji pun menerima penjelasan itu. Memutar balik keadaan adalah keahlian Shuang Ji. Dia bangun dan memegang kedua tangan Shuang Ji. Wajah Shuang Ji langsung memerah. "Aaa ... apa yang kau lakukan?" tanya Shuang Ji. "Terima kasih karena telah membantuku. Tanpa dirimu, aku tidak akan bisa seperti sekarang. Tanpa kau, mungkin aku sudah bunuh d
"Ayo! Jangan terlalu membuang waktu. Semakin banyak waktu yang terbuang, maka kemungkinan kita ketahuan akan semakin besar. Kau ingin ketahuan? Kalau sampai ketahuan, kita berdua akan mati," ucap Lu Fei memberikan peringatan. "Tidak masalah. Kalau kita mati berdua, aku rasa itu bukan sesuatu yang perlu disesali," jawab pemuda itu. "Masalahnya, aku yang tidak ingin mati."***Cao Li tidak tenang karena Lu Fei tidak berhasil dibunuh. Itu tandanya Lu Fei memiliki kesempatan dipilih menjadi calon penerus patriarch selanjutnya. Lu Fei adalah anak terakhir dari Patriarch sekte Bintang Berpijar yang sekarang. Dia anak terakhir, tetapi Lu Fei lahir dari rahim istri pertama patriarch yang searang. Istri yang sangat disayang oleh Patriarch sekarang. Sayangnya ibu Lu Fei yaitu Chi Rei meninggal saat Lu Fei dilahirkan. Itu juga alasan kenapa Lu Fei tidak disukai oleh ayahnya sendiri karena dianggap sebagai pembawa kesialan dan penyebab kematian Chi Rei. "Bagaimana kalau dia berubah pikiran dan
Lu Bao dan beberapa orang bawahannya datang ke tempat Lu Fei tinggal. Mereka berjumlah sekitar 50 orang. Mereka membawa senjata lengkap, Lu Fei yang melihat itu, dia menyipitkan matanya. Dia dan temannya berdiri menghadap rombongan yang datang itu. "Ada keperluan apa?" tanya Lu Fei. "Kau ditangkap!" tegas Lu Bao. "Memangnya apa yang aku lakukan sampai aku harus ditangkap?" tanya Lu Fei. "Kau telah membuat ibuku terluka. Kau membakar kamar ibuku dengan sengaja. Itu adalah kejahatan yang tidak bisa dimaafkan. Kau akan dihukum karena telah melakukan itu!" jelas Lu Bao. Lu Fei terlihat kebingungan seolah-olah dia tidak tahu apa yang terjadi. Beberapa orang yang ada di belakang Lu Bao sampai saling menatap satu sama lain saking termakannya dengan wajah tipu daya Lu Fei yang manipulatif. "Memangnya ada yang terjadi? Aku bahkan tidak tahu itu. Bagaimana bisa kau menuduhku? Padahal aku tinggal sangat jauh kediaman utama berada. Kalau memang aku melakukan itu, harusnya ada bukti, bukan?
"Kenapa kau dihukum seperti itu? Aku lihat kau selalu cambuk setiap satu jam sekali. Memangnya apa yang telah kau lakukan?" tanya tanahan lainnya. "Aku dituduh membakar kamar istri patriarch.""Kau benar-benar melakukannya?" tanya tanahanan itu."Tentu saja. Dia menyebalkan karena telah mengirim pembunuh Bayaran untuk membunuhku. Sebagai orang baik, aku harus membalas kebaikannya. Aku tidak punya uang yang cukup untuk menyewa pembunuh Bayaran seperti yang dia lakukan karena itu aku mengirimkan api dan beberapa kayu kepadanya sebagai balasan," jelas Lu Fei. Tanahan itu menelan ludah. Yang dilakukan oleh Lu Fei sangat gila. Itu seperti bunuh diri. Tidak sembarangan orang yang berani melakukan itu kecuali dia gila karena kalau sampai ketahuan, maka hukuman yang paling ringan adalah hukuman mati. Tahanan itu terdiam, dia merinding saat menatap ke arah Lu Fei. "Apa kau tidak takut kalau aku akan membongkar pengakuan tadi?" tanya tahanan itu. "Kalau kau melakukan itu, maka kau akan mati
Semua orang yang datang itu bersaksi kalau bukan Lu Fei yang melakukan kejahatan itu. Mereka bersaksi kalau Lu Fei berada di rumahnya sendiri. Bahkan ada yang mengatakan kalau Lu Fei saat kejadian itu berada di surga. Banyak yang memberikan kesaksian aneh. Ada yang bilang kalau pelaku pemekaran kamar Cao Li adalah Iblis. Semua orang hanya bisa terdiam, bingung. "Kalau semua kata-kata bisa dipercaya, maka kata-kata mereka juga bisa dipercaya. Apa kalian semua masih yakin kalau kesaksian tadi sudah pasti adalah kebenaran?" tanya Lu Fei. Xia Ding dibuat terdiam. Perkataan Lu Fei benar. Kalau hanya kata-kata, semua orang bisa menjadi saksi. Melihat keraguan di wajah para tetua, itu membuat Lu Bao panik. Dia pun maju ke depan. "Jangan dengarkan dia! Dia sengaja melakukan semua ini agar kita ragu. Padahal sudah ada buktinya kalau Lu Fei adalah pelakunya. Dia sengaja memanupulasi kalian," teriak Lu Bao. "Aku yakin dia adalah pelakunya. Hukum saja dia dengan hukuman mati. Tidak mungkin buk
Lu Fei bisa kembali ke rumahnya. Saat dia kembali, dia langsung disambut oleh beberapa orang pengikutnya. Mereka langsung mendekati Lu Fei dan membungkuk menyambut Lu Fei. Hanya ada dua orang yang tidak melakukan itu. Salah satunya adalah orang yang datang ke penjara bawah tanah. Dia dan temannya tidak memberi hormat kepada Lu Fei karena mereka bukan pengikut Lu Fei. "Kau sudah kembali ternyata. Terus kenapa kau membayar kita?" tanya Nie Li. Nama orang itu adalah Nie Li dan temannya adalah Shi Cun. Keduanya adalah seorang pembunuh bayaran, tetapi bukan satu kelompok dengan pembunuh Bayaran yang disewa oleh Cao Li. Shi Cun dan Nie Li hanya bekerja berdua. Mereka bukan hanya bisa dibayar untuk membunuh. Mereka juga bisa dibayar untuk mengawal atau menjadi penjaga. Yang jelas mereka dibayar, apapun tugasnya bisa mereka usahakan. "Hanya untuk jaga-jaga. Kalau kalian ingin pulang, silahkan saja!" jawab Lu Fei. Nie Li dan Shi Cun menatap tajam ke arah Lu Fei. Dia tidak menyukai keadaan
Posisi rumah Lu Fei agak terasing karena itu jarang orang datang ke rumah nya. Itulah kenapa lu Fei bisa membawa beberapa orang ke sana. Apalagi lokasinya di dekat dinding pembatas sekte. Dia bisa melompat dan keluar dengan sangat mudah. Di balik dinding itulah sekarang Lu Fei mulai melatih beberapa orang kepercayaannya. Sesekali dia kadang membawa bawahannya untuk berlatih di dalam. Seperti hari ini, mereka berlatih di depan rumah Lu Fei. "Kakak Lu, kenapa aku lihat banyak orang yang membencimu?" tanya Yang Jiu. "Biarkan saja! Itu tidak akan membuatku menjadi orang bodoh juga. Malah ini yang paling bagus. Aku tidak perlu merasa bersalah saat melakukan kejahatan pada mereka. Aku punya pembelaan sendiri," jawab Lu Fei. Hati kecil Lu Fei sebenarnya merasa sakit hati juga. Bagaimana pun hati kecil lu Fei tetap remaja yang butuh perhatian dari orang terdekatnya. Jiwa Lu Fei memang adalah jiwa yang dewasa, tetapi hati, perasaan, tubuh, kepala dan sebagainya adalah orang lain. Dan lagi a
Keesokannya semuanya berkumpul lagi. Mereka sudah siap melakukan pemberontakan. Mereka berniat mengalahkan Lu Fei dan mengambil seluruh harta milik Lu Fei. Mereka kira kalau di dalam rumah Lu Fei ada banyak emas atau batu qi karena selama mereka di sana. Mereka sangat tidak diperbolehkan untuk masuk ke dalam sana. Lu Fei pun tersenyum lebar. Tentu saja dia tidaklah bodoh. "Lakukan apa yang aku perintahkan kemarin," pinta Lu Fei. Semua orang pengikutnya itu saling melirik dan mengangguk. Mereka pun melakukan perintah Lu Fei. Mereka sedang mencari kesempatan yang bagus untuk menyerang. Mereka berniat melakukan itu tepat sesaat setelah mereka melakukan perintah Lu Fei. Hanya saja rencana mereka gagal besar. Sesuatu yang tidak terduga pun terjadi. ***Tiba-tiba saja kediaman Lu Fei dikepung dan diserang oleh banyak cultivator berubah hitam dan mengenakan topeng. Lu Fei terlihat biasa saja. Dia hanya mundur satu langkah. Seketika dua pembunuh Bayaran yang Lu Fei sewa langsung melompat d