Share

Part 34 A

Part 34

Hari itu, guru-guru di sekolah Diah benar-benar merasa di ujung rasa kesal. Sebab, sudah beberapa hari mereka hanya minum air galon tanpa dimasak lagi. Galon yang harganya hanya lima ribu rupiah, bukan air minum yang bermerek.

“Sudah semakin kacau,” kata Ali guru agama.

“Nunggu uang BOS berapa lama lagi?” sambung Asih.

“Alah, jangan ditunggu-tunggu! Jangan diharap-harap! Percuma saja. Kalau keluar sudah langsung disadap,” sahut Diah.

“Harus ada tindakan,” kata Ali lagi.

“Tindakan apa? Kepala sekolah kita tidak akan berani ambil tindakan. Seperti biasa, paling-paling ya keluar uang pribadi. Mana mau mengganti bendahara kesayangan?” ucap Asih.

“Kok bisa seperti itu, ya Pak Tri?” tanya Ali.

“Soalnya semua administrasi kepala sekolah, Sela ikut membantu mengerjakan. Dia kalau urusan administrasi memang paling jago,” kata Darma sebagai guru yang paling tua. “Sementara ini, memang banyak sekali kegiatan yang membutuhkan laporan-laporan. Sela bisa melakukan semuanya. Dia juga sebagai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status