Share

Part 38 B

Hari Senin, Rizal sengaja keluar dari sekolah jam satu siang. Ia sudah berniat menemui Ambar agar Diah tidak selalu memojokkannya. Gerbang sekolah masih terbuka. Pria itu melenggang masuk kantor.

“Cari siapa, Pak?” tanya Ambar sambil tersenyum ramah. Wajahnya masih terlihat cantik meski luka bekas pukulan Catur masih terlihat jelas.

“Bu Ambar?” tanya Rizal.

“Iya, silakan masuk,” kata Ambar lemah lembut. “Duduk, Pak. Ayahnyha Meida ya?” tanyanya lagi.

“Iya. Saya mau ada perlu sama Bu Ambar.”

“Mau minum apa?” tanya Ambar lagi.

“Tidak usah, Bu,” jawab Rizal. “Saya hanya ingin bilang sama Ibu agar tolong jangan libatkan Meida dalam masalah Bu Ambar dan istri saya.”

Ambar tertawa renyah memperlihatkan deretan giginya yang putih. “Masalah itu lagi, to, Pak? Ya Allah, sudah berkali-kali dibahas lho. Apa tidak capek? Tapi, ya sudah, gak papa. Saya masih sabar kok menanggapi apapun yang keluarga Bu Diah lakukan sama saya,” jawabnya sambil tersenyum. Ia berusaha membuat Rizal takluk dan mengang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status