Share

Bab 33 (Sebuah Kenyataan)

Suara ketukan pintu dan salam terdengar di antara derasnya hujan dan gemuruh petir.

Kembali aku menajamkan pendengaran. Memastikan bahwa pintu rumahku lah yang diketuk. Setelah yakin ada orang disebalik pintu, pelan aku beranjak. Jam di dinding sudah menunjukan pukul 00.30 dini hari.

Setengah mengantuk dan setengah sempoyongan aku berjalan membuka pintu, dari siang aku memang merasa sudah tidak enak badan. Sedikit aku menyibak gorden jendela, untuk mengintip ke luar. Bang Hasan, berdiri diluar sana dengan tubuh basah kuyup dan gemetar. Ragu aku antara membuka kan pintu atau membiarkannya saja.

Bagiku, aku memang bukan lagi istrinya, tapi menurut hukum dan agama. Kami masih sah sebagai suami istri. Berlawanan antara perasaan dan logika. Akhirnya aku memilih menggunakan perasaan. Perasaan sebagai manusia yang berakal. Tidak mungkin aku membiarkan manusia lainnya di luar rumahku dalam keadaan basah kuyup di tengah malam buta begini.

Aku memang kesal dan benc

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status