Matahari bersinar semakin tinggi, Arlan telah berhasil mengusir wanita laknat itu dari apartemen miliknya. Wajah tampan itu terlihat memerah, karena masih menahan rasa sakit kepala yang semakin lama semakin terasa akan meledak. Ia menghempaskan tubuhnya di sofa, kemudian merentangkan kedua tangannya."Kenapa wanita gila itu seperti akan memakan ku! Ada apa dengannya? Kenapa dia sangat penasaran, bahkan merendahkan dirinya sendiri hanya untuk menjadi seorang Nyonya Arlan. Bukankah Raline tahu, bahwa aku tidak pernah tergoda olehnya ..." geramnya meremas kuat rambut sendiri.Seketika perasaan Arlan berkecamuk, ia tidak ingin melampiaskan amarahnya kepada siapapun saat ini, tapi lagi-lagi wanita paruh baya yang mengasuh Baby Sandy, keluar dari kamar dengan tergopoh-gopoh, mendekati Arlan."Pak Arlan, i-i-itu, hmm Nona Shinta mengamuk di kamar mandi. Dia membanting semua barang-barang yang ada di dalam kamar mandi, Pak ..." ucapnya terbata-bata.Arlan mengehela nafa
Siang semakin terik, Raline terlihat sangat frustasi. Kali ini ia hanya berdiri diatas rooftop gedung rumah sakit dengan linangan air mata. Hatinya seperti tersayat-sayat karena tidak pernah mendapatkan perlakuan yang sama, selayaknya Yasmin ataupun Shinta dari Arlan. "Kenapa kau tidak pernah bisa menerima aku, Arlan? Apa salah ku? Apa kurangnya aku, Arlan!" Pekiknya semakin melengking di udara.Seketika itu, terlintas dalam benak Raline, untuk meloncat dari atas gedung, menuju lantai bawah hanya untuk menyusul Yasmin, ataupun Utama sang papa yang telah meninggalkannya lebih dulu beberapa tahun lalu."Tuhan, kenapa tidak ada seorangpun sudi untuk serius dengan ku! Kenapa aku harus jatuh hati pada Arlan. Tapi aku tidak pernah diperlakukan baik olehnya. Jemput aku, Tuhan! Ambil saja nyawa ku, karena aku tidak ingin melihat Arlan hidup bahagia bersama wanita seperti Shinta. Wanita itu tidak pantas untuk Arlan, aku yang lebih pantas, Tuhan! Raline Utama, Raline Utama yang s
Seno yang melihat Raline sejak tadi, memperhatikan gerak-gerik wanita yang tengah bersimpuh dan menangis kencang tersebut, membuat ia menghampiri wanita yang pernah mengisi hari-harinya hingga saat ini.Perasaan Seno tak dapat dibohongi. Sejujurnya, ia masih mengharapkan gadis yang tengah meringkuk dilantai gedung rumah sakit, ditambah setelah perceraiannya dengan Lily.Seno bertanya dengan nada pelan, ketika mendekati gadis cantik itu, "Ra-li-ne, apa yang kamu lakukan di sini? A-a-a-ada apa dengan mu? Kenapa kamu berantakan sekali?"Raline yang mendengar suara Seno mendekatinya, mendelik tajam ketika bersitatap dengan pria pembohong seperti laki-laki yang berdiri dihadapannya kini.Dengan nafas yang masih terasa sangat berat, Raline menoleh dan mengalihkan pandangannya kearah lain. "Puas kau memberikan harapan palsu padaku, Sen! Aku serahkan seluruh hidup ku padamu, hanya untuk merebut hati Arlan, tapi apa? Apa yang kau lakukan padaku? Kau dengan tega, menyakit
Di dalam kamar yang luas itu, Arlan masih memeluk tubuh Shinta, hanya untuk sekedar menenangkan perasaan wanita yang telah memberikannya satu orang baby.Ya, kini dua insan itu berjanji tidak akan pernah terpisahkan, keduanya saling berpelukan tanpa mau membicarakan hal yang baru saja terjadi.Perlahan Arlan menangkup wajah cantik wanitanya, mengecup lembut bibir basah Shinta dengan penuh perasaan bersalah juga cinta, "Maafkan aku, sayang. Bersiaplah, kita akan berangkat ke Singapura."Dengan wajah penuh senyuman, Shinta mengangguk pelan, beranjak dari pangkuan Arlan yang sejak tadi tidak ingin melepasnya."Bi, bagaimana jika wanita itu datang lagi ke apartemen kita yang di Singapura? Aku takut, bi. Aku tidak ingin ada pengganggu lagi diantara kita. Aku mencintai bibi," ucapnya, kembali memeluk erat tubuh Arlan yang masih duduk di sofa kamar mereka.Sejujurnya ada kegetiran didalam hati Arlan untuk membawa Shinta saat ini. Perasaannya semakin tidak tenang, s
Cinta ... hanya kalimat itu yang menjadikan pondasi kokoh dalam menjalani satu komitmen pernikahan. Tidak pernah ada satupun yang bisa memisahkan dua insan, jika sudah ditakdirkan untuk bersama, berjanji setia dalam suka dan duka. Tawa canda yang dulu hanya sebatas nya saja, kini telah diwarnai satu keindahan dengan saling percaya dan tetap menjaga kesetiaan tanpa ada pengkhianatan. Menyandang sebagai Nyonya Arlan bukan hal yang mudah untuk seorang Shinta, karena harus menghadapi tantangan luar biasa dari keluarga konglomerat seperti Liberti juga Raline Utama.Akan tetapi, Shinta benar-benar beruntung telah dipersunting oleh pria mapan yang menjadi impiannya sejak pertama kali bertemu dengan pria mapan tersebut.Begitu banyak kejutan yang diberikan Arlan kepada Shinta, hanya untuk membahagiakan wanita yang telah mengabdikan diri padanya juga putra kesayangan mereka.Entah berapa kali, Shinta mendapatkan kejutan kecil dari Arlan, berupa rumah mewah yang dilengkapi dengan berbagai macam
Dua insan masih terlelap setelah menikmati masa indah bulan madu mereka sebagai pasangan suami istri. Arlan masih terus mendekap tubuh ramping Shinta, yang tertutup selimut tebal, ditutupi rambut panjang nan tergerai indah menutupi wajah cantiknya.Cantik, hanya kata itu yang ada dalam benak Arlan ketika membuka mata melihat wajah Shinta dengan pipi tembem semakin berisi.Seketika Arlan teringat akan janjinya dengan Lily, "Agh Tuhan, kenapa aku bisa melupakan janjiku. Sudah jam berapa ini ...?"Arlan meraih gawai yang ia letak dinakas, kemudian menghubungi Abigail asisten pribadinya.[Dimana][Lagi di restoran hotel, Tuan. Bersama Nyonya Lily hmm] [Tunggu aku di sana]Tanpa menunggu jawaban dari Abigail, Arlan langsung mengakhiri panggilan teleponnya dan beranjak menuju kamar mandi untuk bersiap-siap menghampiri Lily yang ternyata sudah menunggunya sejak dua jam lalu.Mendengar suara percikan air yang samar, Shinta menggeliatkan tubuhnya, merab
Di hotel bintang lima itu, masih duduk Arlan dan Lily dengan cerita masa lalu mereka berdua. Tidak banyak yang tahu, bahwa mereka saling mengangumi satu dan yang lainnya karena memiliki visi dan misi yang sama dalam mengembangkan satu bisnis untuk masa depan kehidupan mereka sejak dulu."Cobalah Li. Setidaknya di negri jiran, kamu menjadi pionir top brand untuk satu produk kesehatan yang lagi trend saat ini. Tidak ada salahnya kita mencoba, untuk terus berkembang. Mana tahu, setelah kamu kembali dengan Seno semua akan berubah menjadi lebih baik," jelas Arlan dengan senyuman mengembang lebar.Lily menggelengkan kepalanya, seketika dia tidak setuju dengan pernyataan Arlan, "Aku tidak akan kembali dengan Mas Seno, Mas. Lebih baik aku sendiri, menjadi pengajar dengan berbagai macam jenis kegiatan. Aku tidak menyukai mantan, Mas!"Arlan tersenyum manis, ia tertunduk, karena tidak ingin menoreh luka dihati wanita itu. Bagaimanapun, Lily adalah wanita yang tegar dan propes
Di sudut kota kembang, tengah duduk Seno dan Leon disalah satu rumah sakit daerah karena sudah tidak mampu untuk melakukan pengobatan di rumah sakit bertaraf internasional dengan alasan tidak memiliki uang lagi.Ada setitik kerinduan Leon terhadap Arlan, karena tidak pernah memperlakukannya seperti ini dan selalu diberikan hidup yang layak oleh pria gagah dan mapan itu sejak lahir.Kini hidupnya sangat pas-pasan, hanya mengandalkan jaminan kesehatan serta asuransi milik Leon, yang telah dicairkan beberapa oleh mereka karena keluarga dan sang kekasih telah pergi meninggalkannya.Akan tetapi, Leon merasa menyesal telah memutuskan untuk meninggalkan Shinta demi Cua hanya karena dendam dan akhirnya harus menerima kenyataan pahit seperti saat ini, hidup bersama Seno di kota kembang bersama pria yang mengaku sebagai ayah biologisnya.Keduanya masih terduduk di ruang tunggu untuk pengambilan obat-obatan, setelah melakukan pemeriksaan rutin sebelum melakukan tindakan cuci da