Share

Bab 43. Kecemburuan Pandu

"Maafkan saya, Bos." Tama membungkukkan badannya. "Maaf, kalau saya sudah lancang, tapi saya harus mengingatkan Anda karena Anda tahu betul siapa Nona Sonya."

Tama sadar betul kalau sikapnya akan membuat sang bos curiga, tapi ia tidak punya pilihan lain selain menghentikan pencarian bosnya untuk menemukan Alana.

Pandu menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi sambil memutar kursi kebesarannya. "Aku serahkan semuanya kepadamu," ucap Pandu, "tapi usahakan dalam waktu dekat kamu harus mempertemukan aku dengan Alana. Entah kenapa aku sangat merindukan anak itu."

Ikatan batin Pandu terhadap Alana begitu kuat. Semenjak melihat wajah anak kecil yang ia tabrak itu, ia tidak pernah bisa tenang. Bukan hanya sekedar karena rasa bersalah semata, tapi ada rindu yang tak berujung.

"Akhir pekan saya akan membawa Alana pada Anda, saya janji." Tama berucap dengan yakin.

"Kenapa kamu seyakin itu?" Pandu menegakkan tubuhnya. "Apa kamu sudah bertemu dengan Alana atau Amanda?"

"Belum, Bos." Tama berbohong
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status