Share

Bab 95. Ketulusan

Alan dan Alana berdiri di hadapan sang kakek. Mereka masih merasa sedikit gugup, karena ini adalah pertama kalinya bertemu dengan Kakek Bagaskara. Meskipun demikian, mereka telah sepakat untuk dengan tulus menyebutnya "kakek" sejak awal pertemuan.

"Iya, Kakek. Kami bersedia memanggilmu kakek," sahut Alana sambil tersenyum.

"Itu benar," timpal Alan, "kami bahagia memiliki seorang kakek."

"Terima kasih cucuku," kata kakek Bagaskara dengan suara serak sambil menitikkan air mata.

Tangis haru tak terbendung meluncur dari matanya. Dia merasa begitu terharu saat kedua cucunya menerima dirinya dengan baik. Alan dan Alana, adalah anak kembar yang begitu baik dan sopan.

Tanpa ragu, Kakek Bagaskara meraih mereka dalam pelukannya. Dia merasa kehangatan dan kelembutan yang luar biasa dari tubuh kecil cucu-cucunya. Air mata kebahagiaan terus mengalir dari matanya, mencuci rasa rindu yang telah dia simpan selama bertahun-tahun.

"Kakek ...." Alana melepas pelukannya, lalu menyeka air mata yang membas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status