Nick menggeleng. "Terjawab ketika kau pergi dariku, ketika aku harus berusah payah mencari jejak wanita berwajah sedih yang membawa sebagian hatiku." Nia membelai wajah Nick. Kembali mereka berciuman. "Memang lebih cepat mereka pergi berbulan madu lebih baik." "Hmm, kenapa jadi aku yang pengen nangis?" "Pie, lihat tu, beneran anak laki-laki mu semuanya keturunan ayahnya, kalau sudah jatuh cinta," gumam Dewi yang tak berhenti bersyukur menjadi wanita yang dicintai oleh Pierce Sebastian. Gumaman-gumaman yang terdengar dari sana sini tidak membuat Nick menghentikan ciumannya hingga mereka harus berpisah untuk menghirup oksigen. Wajah Nick begitu serius bahkan nyaris sendu saat memandang wajah Nia. "Thank you for everything," ujar Nick dengan suara parau. Nick tak habis-habisnya mensyukuri hidupnya, bersama dengan Kania dia bisa menjalani hidup yang sebelumnya tak pernah lagi diimpikannya. "Lebih baik bulan madunya di percepat daripada kalian bikin kehebohan di tempat umum," ce
"Tahu...jelas tahu, istriku memiliki wajah paling ekspresif di dunia, jadi nggak usah main tebak, yang ada di hati langsung tercermin di wajah." Kania menatap wajah Nick sekilas lalu kembali memandang jalanan."Semua bisa dipelajari, setelah semua masalah sidang beres, aku akan mulai belajar menyembunyikan perasaan ku, sedalammm mungkin." Nick tertawa tanpa suara. "Kadang-kadang itu memang diperlukan, tapi tolong kalau kita sedang berdua tetaplah jadi istriku yang transparan." Kania meringis. "Apaan Nick? Transparan? Tembus pandang?"Nick tersenyum sambil menggenggam tangan istrinya. Tak berapa lama mobil menepi, lalu Nick mengajak Nia turun. Kania terheran-heran karena mereka belum sampai di bandara, mereka sedang berada di halaman rumah besar yang asri.Tak berapa lama, muncullah sesosok wanita setengah baya yang tersenyum sambil mempersilahkan mereka untuk duduk di teras samping rumah. Saat itu barulah Kania membaca papan nama yang terlewatkan saat dia masuk.Ternyata ini
"Kita sudah sampai?" tanya Kania sambil melihat sekitar bandara. "Benar! Kta sudah sampai di negara tujuan, kalau itu maksudmu." "Tapi belum sampai ke tempat tujuan?" kembali Kania bertanya sambil membaca papan petunjuk, dia mengira-ngira mereka mendarat dimana, karena sejauh ini Nick merahasiakan tempat bulan madu mereka. Nick menggeleng sambil tersenyum."Kita akan naik mobil, itu berarti jalur memutar, atau naik heli atau yacht, kau yang pilih." "Naik mobil tapi sampainya nggak lama." Nick tertawa lepas. "Itu bukan pilihan, Sayang. Btw ingin segera sampai karena? Jangan sampai aku salah paham." Kania berpikir dengan tangan di dagunya. Pose menggemaskan. "Ingin segera sampai karena aku...lapar." "Lapar?" "Lapar!" "Makanan? Atau..." "Makanan!""Makanan sungguhan?" Kali ini Kania tidak menjawab tapi Kania tertawa. "Nggak terima banget kalau istrinya lapar."Nick memeluk pinggang Kania dengan kedua lengannya hingga Kania terangkat, seketika Nick mengecup singkat bibir i
Akhirnya mereka sampailah di sebuah hotel yang terletak di sebuah pantai yang luar biasa indah. Begitu mobil masuk pelataran walau belum berhenti akan tetapi nampak banyak orang yang sepertinya sudah menunggu kedatangan mereka. Layanan premium yang mereka dapatkan karena menyewa kamar pengantin yang cukup mahal, termahal malah! Dari balik kaca mobil Nia melihat serombongan orang yang terdiri dari laki dan perempuan nampak bergegas lalu membentuk formasi yang dipimpin oleh dua orang wanita dengan baju pantai berbahan kelopak bunga warna warni yang sangat indah. Nia mengagumi tubuh mereka yang sangat indah. "Nick, lihatlah..mereka begitu cantik-cantik dan seksi," Nia berbisik di telinga Nick. Nick menoleh lalu mencium pipi Nia sambil balas berbisik, "jelaslah cantik, seksi, tidak ada yang dapat menandingi kecantikan istriku, one and only in the world."Nia menarik kepalanya mundur sambil menatap suaminya."Nia maksud mereka yang di luar itu, bukan yang ini." Nia mengernyitkan hidu
Setelah itu mereka diantar menuju ke suit bulan madu yang indah.Suite bulan madu ini terhubung langsung dengan pantai pribadi, bisa dibayangkan betapa begitu mereka berdiri di teras mereka langsung akan mendapat pemandangan yang menakjubkan. Nick berusaha bersikap normal. 'sabar Nick, masih ada tujuh hari tersisa bagi kalian berdua, sabarr,' Nick berkata dalam hati, berusaha memaksa dirinya santai sebab kalau menuruti kata hatinya dia ingin langsung menerkam istrinya saat ini juga! Nick mengamati Nia yang sedang berdiri di teras mengagumi pemandangan pantai, lalu Kania berbalik dengan senyum bahagia di wajahnya, Kania berjalan menuju tempat Nick sedang berdiri mengamatinya.Nick merasa Kania begitu mempesona.Padahal tidak ada baju yang transparan, tidak ada renda- renda cantik, tidak ada gerakan ingin membangkitkan libido.Kania hanya berjalan seperti gayanya yang biasa saat menghampiri Nick, tapi efeknya sungguh dahsyat bagi Nick. Pemahaman bahwa Nia yang berinisiatif un
Kania sedang meringkuk dalam pelukan Nick, sambil mendengar suara deburan ombak ditingkahi cuitan burung mendatangkan rasa damai yang luar biasa.Kania bergeser ke samping, berniat turun dari ranjang ketika suara maskulin yang seksi menghentikannya. "Mau ke mana, Sayang?" "Mauuu...mandi.""Mandi? Sendiri?""Iya, biar suaminya senang kan kalau istrinya harum." "Kita akan belajar pagi ini tentang apa yang membuat suami senang di pagi hari." Nick bergumam sambil mencium leher Kania."Aku memang tidak benar-benar tahu apa yang disukai pria, ehm....maklum pengalamanku bersama pria terbatas, hanya satu pria saja."Nick merasa berbunga-bunga."Siapa pria beruntung itu?" Nick bertanya sambil menggigit bibir Kania. "Sorry, rahasia." Nick tersenyum lebar. "Sudah mulai bisa membalas suaminya ya." Nick mencium sambil menggelitik pinggang Nia hingga Nia menggelinjang.Melihat tubuh indah istrinya meliuk-liuk, seketika gairah menerjang.Akan tetapi sepertinya Nia tidak sadar pengaruh yan
Nia meraih pinggang Nick, membelai dengan jemari mungilnya, Nick membalas dengan menggerakkan jemarinya dari pinggul menyusuri pinggang hingga ke kancing kemeja Nia paling atas.Nia tersenyum senang dan berusaha untuk menyembunyikannya tapi gagal.Nick sama sekali tidak tahu bagaimana wajahnya tapi dia membayangkan matanya melebar dan mulutnya terbuka."Asal kau tahu," bisik Nia, "kau tidak perlu melakukan apapun padaku.""Asal kau tahu," balas Nick dengan sama pelannya, "saat ini mustahil bagiku untuk menahan kedua tanganku untuk tetap diam tanpa menyentuhmu.""Berjanjilah, kau akan menjaga tanganmu, aku ingin mencurahakn perhatianku untuk membahagiakanmu dengan kedua tanganku, bibirku dan mulutku, jadi tetaplah diam agar tidak mengalihkan perhatianku." Nia mengatakan apa yang ada di pikirannya, dia ingin percobaan pertamanya berhasil, supaya dia lebih berani mencoba hal yang baru dikemudian hari."Kau membunuhku, Sayang."Nick mengerang
"Nick, bangun yuk.""Ini baru hari ketiga, hari ketiga BULAN MADU kita, Sayang! Jadi biarkan kita menuruti keinginan hati, kalau mau bangun siang, ya siang aja, terserah.""Kalau bangun pagi ya...pagi aja!""Kalau pengennya di ranjang terus ya..kenapa nggak?" "Seperti sekarang?" "Sekarang?"Terdengar tawa lembut tapi parau. Tubuh Nick terasa berat dan lemas pasca badai percintaan mereka tadi malam yang begitu luar biasa.Kepuasan yang dirasakannya tanpa jeda sedetik pun. Nick menindih dan menutupi tubuh istrinya disertai kecupan-kecupan keras dan dalam sementara kedua tangannya mulai masuk ke bawah selimut dan mulai memainkan tubuh hangat istrinya.Setelah belaian dan sentuhan yang memabukkan, yang dituntun oleh naluri untuk memuaskan istrinya, segera Nick mulai memandu mereka, kali ini dalam keadaan belum sadar seratus persen, Nia berusaha mengimbangi Nick. Nick terperangah dengan ketergesaan itu.Aroma istrinya, kehalusan kulit Nia di bawah sentuhan tangannya dan hangatnya