Sementara itu Kania berjalan pergi meninggalkan si nenek dengan perasaan yang janggal.“Apa aku pernah bertemu dengannya? Atau berurusan dengannya? Sepertinya aku tidak asing dengan wajah si nenek. Tapi entah di mana aku melihatnya,” gumam Kania meneruskan perjalanannya tepat saat itu terdengar pekikkan dan pecahan gelas. Kania menoleh, sebenarnya itu bukan urusannya, dia hanya bertanggung jawab mengenai dekorasi pesta akan tetapi siapa tahu dia bisa membantu, jadilah Kania berjalan menghampiri kerumunan. Nampak seorang pria dengan tumpahan anggur di kemejanya berhadapan dengan seorang wanita yang memandang dengan wajah marah.'hmm nampaknya pertikaian kekasih, bisa nggak sih berantem dengan sedikit bermartabat,' batin Kania kesal. “Kau tidak apa-apa?” tanya Kania.“Ya,” jawab pria itu dan berlalu dari hadapan Kania mengejar wanita marah yang sudah lebih dahulu meninggalkannya. Kania melihat tumpahan minuman itu dan memberikan instruksi pada petug
"Kania..lama tak jumpa."Ia tersenyum dan berjalan cepat menghampiri Kania.Kania menatap si pemilik suara dan terkejut walau dia berusaha menutupi keterkejutannya. BRAMANTYO! Mantan tunangan sialan.'Kenapa dia yang harus ada di sini?' batin Kania mulai merasa tidak tenang. Walau sebenarnya Kania tahu bahwa tidak aneh jika Bram diundang karena PT Antampura dan PT Nikelindo bergerak dalam bidang yang sama, walaupun PT Nikelindo masih jauh di bawah PT Antampura.Kania telah memperkirakan pasti ada wakil dari PT Nikelindo tapi dia tidak memperkirakan akan bertemu dengan wakil PT Nikelindo apalagi jika yang mewakili Bramantyo Ajisaka! Mantan tunangan sialannya. Kania melihat Bram yang berjalan sendirian tanpa ada orang lain yang mengikuti."Hallo Kania.""Halo Bram." Setelah menjawab sapaan Bram demi kesopanan Kania pun beranjak pergi, ia tak mau berurusan dengan Bram lagi, tidak sekarang karena akan ada saatnya Kania akan berurusan den
"Wah, kok bisa masuk ke pesta orang kaya? Walaupun dulu pernah kaya ya nggak bisa masuk dong , masa ada undangan ditujukan untuk bekas orang kaya, nggak mungkinlah." Sonya meneruskan semprotan bisa ularnya sambil memandang ke para undangan yang sudah penuh jadinya semakin banyak yang melihat mereka. Bram memberi tanda agar Sonya memelankan suaranya. Sonya malah tertawa keras."Ngapain pakai disembunyikan Mas, memang iya kan orang miskin kok, pasti pengen ambil kesempatan berlagak seperti undangan...dombleng nama besar kita, lumayan kali ya, siapa tahu ketemu manajer atau kepala bagian kan sudah lumayan banget." Sonya makin kenceng meledek Kania yang dilihatnya begitu seksi, badan langsing dengan dada yang makin subur sepertinya.'Hmm kok bisa dia makin cantik,' pikir Sonya dengan hati iri. Paling juga operasi plastik, tapi dapat uang darimana untuk operasi plastik? Lagian dada Sonya juga dioplas tapi hasilnya nggak seindah tubuh Kania.Makin bencilah Sonia melihat Kania yang
Kania melihat mata Bram melotot tidak senang mendengar Kania mengatakan dia sebagai mantan sialan.Bram mengawasi mantan tunangannya yang makin cantik dan memukau dengan tubuh luar biasa seksi. "Mas, kamu belum jawab aku!" Bentak Sonya."Kau dengar sendiri apa kata mantan tunangan aku, sekalipun aku mau pasti dia nggak mau kan." Jawab Bram rada kesal dengan istrinya."Ih, kok kamu bilang gitu? Jangan macam-macam sama aku ya Bram.Ingat ya, kita ini sudah punya anak satu!" Bentak Sonya yang ngamuk karena melihat Bram tidak ikut mem-bully Kania.'Anak yang nggak mirip denganku,' gerutu Bram dalam hati.Sebelum hari ini Bram telah menyesal melepaskan Kania untuk orang seperti Sonya apalagi siang ini saat dia melihat Kania yang begitu tenang dan terkendali penyesalannya makin bertumpuk-tumpuk di hati. Dia tahu tadi pendekatannya terlalu kasar, dia akan berusaha lebih halus di kesempatan berikutnya. Jika Kania mau menerimanya kembali, tanpa pertim
Orang banyak mulai serius memperhatikan dan sebagian terganggu dengan adegan yang menurut mereka memuakkan. Dari ocehan wanita subur itu saja mereka bisa tahu bahwa si gadis sedang dipojokkan oleh pencuri tunangannya dan mantan tunangannya. “Kalian dengar itu? Dia mantan tunangannya,” ucap salah satu dari mereka menatap Kania dan Bram.“Tadi diawal dia bilang saudara, wah pagar makan tanaman,” sahut yang lain menatap Sonya.Sambil berbisik beberapa dari mereka membahas hal yang menurut mereka janggal. "Yang merebut tunangan kakaknya ...si Ndut itu?""Sepertinya begitu." "Kalau denger ceritanya kayaknya bener si Ndut orang ketiga." "Tapi kenapa dia yang koar koar? Kenapa yang jadi korban malah dianiaya?" "Yah kan itu pasangannya, korban teraniaya!" "Semprul lu, maksudku kan korbannya si cantik, harusnya dia dong yang marah marah karena haknya dilanggar, tunangannya diambil, lah ini kok malah yang marah yang ngambil, gimana sih?" "Gampangnya tuh kayak maling teriak maling gitu
Suara itu mirip pria SEMALAM-NYA! Suara yang dalam, parau dan tenang.Kania merasa gemetar!Dia berharap hanya kemiripan semata, tapi harapannya kandas saat aroma jantan tercium olehnya, aroma musk dan mint yang memberi kesan maskulin lebih kuat. Aroma yang menghantui malam-malamnya yang sepi.Kania tidak berani menengok, dia hanya terdiam..dadanya makin berdegup kencang. NICK ada di sini? Membelanya? Nick mengenalinya?'Demi apapun di muka bumi, kenapa aku harus bertemu ayah anakku saat ini? Di lingkungan pekerjaanku?' Kania bergulat dengan pikirannya sendiri hingga tidak memperhatikan sekitarnya, dia tidak sadar bahwa dua orang di hadapannya terbelalak seakan sedang melihat setan! Kania tidak berani melirik pemilik suara di sampingnya, dia hanya menunggu kelanjutan dari kejadian menggelikan yang disutradarai oleh Sonya adik tirinya. Semua pun terdiam melihat aksi yang sedang terjadi di tengah pesta yang sedang berlangsung itu. Kania merasa bahunya direngkuh, tubuhnya di
Bram dan Sonya mau tidak mau harus membersihkan kekacauan yang sudah Sonya lakukan. Bram mengambil kain lap yang sudah disediakan oleh pelayan dan memberikannya pada Sonya. Tapi Sonya enggan untuk melakukannya dan terus menampik tangan Bram.“Cepat lakukan! Kita harus pergi dari sini,” bisik Bram dengan tegas dan membuat Sonya tidak bisa menolaknya.Sonya pun mengambil kain lap itu dan berlutut untuk membersihkan minuman yang dengan sengaja dibantingnya tadi, dengan wajah memerah Sonya berusaha melakukan apa yang disuruh oleh Bram.Berkali kali dia memandang dengan iri Kania yang berjalan dalam gandengan Nick Sebastian, miliarder muda...lajang paling diminati seantero negeri!!Dalam hati Sonya merutuki keberuntungan Kania bisa berada dalam pelukan orang kaya raya, pemilik PT Antampura yang pasti hartanya tidak habis dimakan tujuh turunan, apalagi pria itu begitu tampan, maskulin dan luar biasa memukau!Belum selesai membersihkan, Sonya dan Bram terlihat cekcok berdua hanya saja
Dia ... adalah pemilik PT. Antampura??BOS BESAR?? 'Ayah Nicho adalah orang hebat.' Kania berseru dalam hati, tak bisa mempercayai apa yang ia lihat saat ini.Saat pria itu tersenyum di depan sambil menatap dirinya, Kania seolah-olah sedang melihat senyum Nicholas kecil. Ia benar-benar terpana dan tak tahu harus melakukan apa. Kania merasa jantungnya berdebar kencang.Dari sekian banyak undangan yang hadir, diantaranya sebagian besar adalah orang-orang penting, para pengusaha yang handal tapi Nick Sebastian tidak mengalihkan pandangannya dari wajah Kania sedikitpun! Nick menatap Kania lama.... sebelum mengedarkan pandangan ke sekeliling lalu memberi salam. Kania bisa melihat dari tanggapan orang-orang disekitar bahwa mereka semua menaruh hormat pada pria yang sedang berbicara di depan. Terlalu besar kejutan yang di terimanya hari ini dimulai dengan kehadiran mantan tunangan pengkhianatnya lalu adik tirinya namun kehadiran Nick Sebastian mengejutkannya melebihi apa yang