Share

Bab 16. Kejujuran Santoso

Meskipun ditantang, nyatanya Santoso sama sekali tidak berkutik di hadapan Fatma. Pria itu hanya menunduk, entah apa yang ada dalam pikirannya saat ini.

Petir mendadak menyambar. Sudah biasa jika tiba-tiba datang hujan tanpa adanya pertanda. Fatma menarik napas, menahan kemarahannya yang sudah berada di pucuk kepala.

"Aku tunggu kamu di rumah Mas, mari kita bicara tentang ini di rumah." Fatma akhirnya menyerah setelah hampir beberapa menit terpaku di tempat tanpa adanya jawaban dari bibir Santoso.

Sang istri sah berbalik, ia meninggalkan hotel dengan sendirinya. Bukan karena ia kalah tapi ia masih memiliki sedikit hormat pada suaminya.

Wati tersenyum miring, ia menatap ke arah Santoso lalu menggandeng lengannya dengan erat. "Ayo Mas kita masuk. Tak ada gunanya hanya berdiri di sini saja."

Seakan tak pernah terjadi sesuatu, Wati menganggap kejadian itu biasa saja. Santoso menarik napas, ia menepis tangan Wati lalu menatap wajahnya.

Wati terhenyak, keduanya kini saling bertatap-tatapan.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status