Share

Bab 21. Surat Cerai

Semenjak Fatma memilih untuk pergi dari kehidupan Santoso, ia berjuang sekuat tenaga untuk tetap tegar dan tak ingin kembali ke rumah itu. Terlalu banyak siksa batin yang harus ia tanggung, membuatnya tak ingin mengulang kenangan lama penuh dengan air mata di rumah tersebut.

"Assalamualaikum Fatma, sedang sibuk ya?" Arif mengetuk pintu dari luar. Sore itu sepulang dari kerja, Arif datang membawakan martabak dan juga berita gembira.

"Wa'alaikum salam," jawab Fatma yang baru saja selesai melipat pakaian dari jemuran di depan rumah. Membuka pintu kamar, ia tersenyum saat mendapati Arif masih memakai baju batik ala pegawai kabupaten. "Eh Mas Arif, ada apa ya Mas?"

"Kamu lagi sibuk ya? Ini ada martabak mini buat kamu," ucap Arif sambil menyodorkan kresek putih tersebut ke hadapan Fatma.

"Ah Mas, kok malah repot-repot sih jajanin aku tiap hari." Fatma meraih bungkusan itu dengan perasaan ragu sekaligus sungkan.

"Nggak pa-pa kok Fat, tadi pas pulang sekalian beli aja. Oh ya kamu repot nggak?
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status