Share

Bab 23

   Tepat saat Harto akan sampai di dahan tempat jenazah ibunya duduk, ia menghentikan pergerakannya. Bau busuk dan anyir menguar memenuhi rongga pernafasannya. Dari jarak yang lumayan dekat, dapat Harto lihat bagaimana wajah ibunya. Kepala sang ibu masih bergerak pelan ke kiri dan ke kanan. Tatapan matanya kosong tapi terlihat liar.

 Hampir saja Harto memilih turun dan menyerah, tapi ia mengurungkan niatnya. Kesempatan ini tidak akan datang dua kali. Jika saat ini ia tidak berhasil membawa turun sang ibu, maka musibah dan teror akan semakin bertambah mengerikan.

  "Har, cepat! Apa yang kamu tunggu? Jangan sampai ibu melesat pergi!" teriak kakak tertuanya dari arah bawah.

 Lamunan Harto buyar, dengan sisa tenaga yang masih tersisa. Ia kembali memanjat dan menggapai dahan pohon yang lumayan kokoh.  Rasa takut sudah tidak bisa ia gambarkan lagi. Di depan mata kepala sendiri, sosok ibunya yang berwujud pocong sedang menatapnya dengan tata
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status