Share

Keadaan Darurat

“Pergilah, sebelum orang-orang melihatmu dan mereka mulai curiga,” ucap Presley setelah tersadar dari lamunannya. Dia lelah luar biasa dan pembicaraan dengan Ariston tidak pernah berjalan mudah.

Kedua tangan Ariston dilipat di depan dada. Tatapannya yang mengintimidasi menyapu tubuh Presley. Matanya tidak menyiratkan ekspresi apa pun.

“Kenapa kau tidak datang, Presley?”

“Karena aku tidak punya kepentingan untuk mendatagi kamarmu, Ariston. Aku bekerja di sini sebagai pelayan, bukan menjadi pengisi ranjang sialanmu. Sekarang, jika ucapanku sudah cukup memuaskanmu sebaiknya kau pergi,” ucap Presley lelah. Dia berjalan menuju pintu dan membukanya. Mereka berdua beradu pandang untuk waktu yang lamanya terasa berabad-abad.

“Kau tahu kalau ucapamu tidak masuk akal bukan?” Ariston melangkah mendekati Presley layaknya predator yang siap melahap mangsanya.

“Jangan …” Presley mengkeret ke sudut ruangan, merasa rapuh dan juga putus asa.

Satu sudut mulut Ariston terangkat. “Kenapa? Takut pada diri
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status