Share

Pulang Sebentar

Aku memandang keluar dari jendela kamar rawatku ini untuk mengalihkan kesedihan di hati. Tampak taman depan penuh dengan bunga dan tanaman beraneka warna. Indah. Melihatnya, mengingatkanku akan kenangan bersama Ibu. Kami sering menyiram bersama atau sekedar duduk santai memandangi keindahan mereka.

Aku mengerjap. Air mata menetes dari kedua sudut mata. Kuhirup oksigen dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan. Lega? Belum. Masih ada yang berdenyut nyeri. Kutekan dada ini, berharap sakitnya hilang. Tidak mau juga, rasa itu masih betah bersemayam di dalamnya. Entah kapan dia akan pergi.

***

 "Kak," sapa Fajar membuyarkan lamunanku.

 "Ya."

 "Semua sudah beres, kita bisa pergi sekarang," ujarnya. Aku menganggukkan kepala. 

 "Barang Kakak sudah lengkap? ap

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
kmu jangan terlalu egois Ya .gpp d bantu Daffa dia pengacara terkenal dn juga banyak temen pengacara yg handal jadi biar cpt keluar surat dr pengadilan dn g ber tele2 juga ..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status