Share

Bab 40

"Ngerti, kok." Tobi terpaksa mengiakannya.

"Baguslah. Setelah aku meyakinkan Kakek nanti, kita akan mengurus akta cerai."

"Ya."

Tobi mengangguk. Meskipun hatinya merasa enggan, dia juga tidak ingin memaksa wanita itu.

Widia menghela napas lega dan berharap Tobi telah mengerti. Lagi pula, mereka tidak berasal dari dunia yang sama. Kalau dipaksa bersama, mereka tidak akan bahagia.

Sesampainya ke kamar, Tobi baru saja hendak berbaring. Tiba-tiba ponselnya berdering. Yang menelepon adalah Jessi.

"Nona Jessi!"

"Bukannya sudah kubilang panggil aku Jessi saja?" ujar Jessi dengan manja.

"Baiklah, Jessi!"

"Sepertinya kamu nggak begitu senang? Apa aku begitu menyebalkan?"

"Mana mungkin? Kalau ada yang bilang begitu, berarti dia bukan seorang pria."

"Bagus. Besok malam kamu ada waktu?"

"Ada apa?"

"Temani aku pergi ke sebuah pesta jamuan, dong."

"Kita berdua nggak akrab, kenapa kamu mengajakku pergi jamuan?"

"Bukannya kamu kakakku? Kenapa masih nggak akrab?"

"Aku nggak ada waktu!"

Tobi langsung me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status