Share

Bab 766

Namun, kenyataannya, keesokan harinya dia sudah tidur dengan wanita lain. Kenapa Widia masih harus terus-terusan mendengar penjelasannya? Pokoknya, dia tidak akan menelepon pria itu lagi.

Hanya saja, jika tidak meneleponnya, hatinya akan terus memikirkan hal ini. Jari-jarinya memegang erat ponselnya, sempat tebersit keinginan untuk menelepon pria itu dan meminta penjelasannya.

Untungnya, dia masih menahan diri. Di saat itu juga, panggilan Tobi datang.

Tanpa sadar, dia langsung mengangkat panggilan itu. Setelah diangkat, barulah dia menyesal. Mengapa dia begitu buru-buru menjawab telepon pria itu?

Jelas-jelas Tobi yang melakukan kesalahan besar, kini malah seakan-akan Widia-lah yang memohon kepadanya.

Tidak bisa, tidak bisa. Dia harus tetap tenang dan menahan diri.

"Widia!"

"Huh! Buat apa telepon aku? Bukannya kamu sedang tidur? Lanjutkan tidurmu sana. Oh ya, wanita di sebelahmu cantik, 'kan? Apa kamu sedang dilayaninya?"

Saking marahnya, Widia langsung mengeluarkan rentetan pertanyaan.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status