Nicky tahu ayahnya biasanya sangat jarang meneleponnya. Kecuali dia melakukan hal yang buruk, barulah ayahnya akan meneleponnya dan menegurnya.Namun, kenapa dia bisa meneleponnya sekarang? Belakangan ini, dia sangat patuh dan tidak melakukan hal buruk.Setelah berjalan ke samping, Nicky buru-buru mengangkat panggilan itu. Apalagi, dia sudah membuat ayahnya menunggu lama, "Ayah, ada apa? Kenapa kamu bisa meneleponku?"Sayangnya, sebelum dia selesai bertanya, nada tinggi dari seberang sana langsung terdengar, "Dasar bajingan, kamu tahu apa yang telah kamu lakukan?"Mendengar omelan itu, Nicky tertegun. Apa yang terjadi? Dia pun bertanya dengan bingung, "Ayah, apa maksudnya?""Apa maksudku? Tahukah kamu siapa yang kamu provokasi itu? Dialah sosok menakutkan yang sudah aku peringatkan berkali-kali agar kamu nggak memprovokasinya," tukas Gandhi."Kuperingatkan, tak peduli cara apa pun yang kamu gunakan, kamu harus meredakan emosinya dan minta pengampunan darinya. Kalau nggak, kamu juga ngg
Tuan Nicky sudah mengerahkan bala bantuan. Entah seberapa menakutkan dan hebatnya orang-orang yang akan datang membantunya itu.Berakhir sudah!Kali ini, mereka sudah pasti akan berakhir.Sekalipun dia menelepon kakak sepupunya sekarang, mungkin juga tidak ada gunanya lagi. Namun, apa pun yang terjadi, dia juga harus mencobanya, Jadi, dia pun segera menelepon.Hanya saja, ekspresinya kembali putus asa. Kakak sepupunya tidak mengangkat telepon. Jangan-jangan dia sedang rapat?Entah apa yang sedang dilakukan kakak sepupunya. Pokoknya, dia tidak bisa menghubunginya.Gawat, gawat! Bahkan Langit pun tidak ingin membantunya lagi.Melihat ekspresi cemas Martha yang terus-terusan menelepon, Isabel tersenyum sinis dan berkata, "Martha, sekarang kamu baru sibuk menelepon? Asal kamu tahu saja, sudah nggak ada gunanya lagi.""Tak peduli siapa pun yang kamu cari, mereka bukanlah tandingan Kak Nicky. Sudah kubilang sebelumnya, Kak Nicky itu putra kedua Keluarga Tandiono, tapi kamu nggak percaya, 'ka
Pandangan semua orang langsung tertuju pada Nicky yang tengah berjalan kembali. Wajah teman-temannya Nicky, yang semuanya putra keluarga kaya itu penuh dengan ekspresi sindiran. Mereka jelas menunggu Tobi dipermalukan.Mereka sudah sering bertemu dengan orang yang suka membual, tetapi belum pernah bertemu dengan yang separah ini.Isabel tersenyum sinis. "Baiklah, Kak Nicky sudah kembali, sekarang mari kita lihat siapa yang akan mati mengenaskan."Martha tampak tegang dan sorot matanya juga dipenuhi ekspresi ketakutan. Dia menatap Tobi dan berbisik, "Kak Tobi, apa yang harus kita lakukan?""Jangan gugup. Dilihat dari tampangnya, sepertinya dia bukan datang mencari masalah. Sebaliknya, dia datang untuk minta maaf kepadaku," kata Tobi dengan tenang.Martha tertegun sejenak. Dia diam-diam menahan senyum pahit. Entah datang dari mana kepercayaan dirinya itu? Bisa-bisanya dia begitu yakin.Yang lainnya juga tertawa mengejeknya, terutama Isabel. Saat melihat Nicky mendekat, bahkan sebelum pri
"Tuan Tobi, jangan bercanda. Barusan aku hanya omong kosong saja. Singkatnya, yang terjadi hari ini semuanya salahku. Aku akan menerima apa pun hukuman yang diberikan Tuan Tobi.""Aku hanya berharap Tuan Tobi bisa memaafkan kesalahanku kali ini. Berilah aku kesempatan untuk menyampaikan permintaan maafku."Nicky buru-buru meminta maaf.Percakapan keduanya benar-benar mengejutkan semua orang. Bisa-bisanya bocah ini membuat Tuan Nicky meminta maaf, apalagi terdengar begitu tulus.Bisa dikatakan, Tuan Nicky saat ini terlihat begitu merendah.Bagaimana ini bisa terjadi? Mengapa dia memanggil bocah ini dengan sebutan 'Tuan Tobi'? Siapa Tuan Tobi sebenarnya? Kenapa bisa membuat Tuan Nicky ketakutan seperti ini?Pak Anwar tercengang. Ekspresi wajahnya terlihat muram, seakan tidak percaya dengan semua ini. Apalagi, saat memikirkan tindakannya sebelumnya, sudah pasti membuat bocah itu tersinggung.Sialan! Semuanya gara-gara wanita ini.Wanita yang disebutnya itu tak lain adalah Isabel. Saat ini
Paginya, Tobi Yudistira terbangun.Merasakan sesuatu yang lembut di telapak tangannya, pria itu tidak kuasa meremasnya beberapa kali. Rasanya kenyal sekali.Ketika pria itu memalingkan wajahnya ke samping, terlihat seorang wanita cantik. Kulit wanita itu sangat halus dan lembut."Argh ...."Merasa seperti ada sesuatu yang mencubitnya, Widia Lianto langsung terbangun. Saat mendapati dirinya telanjang, dia berteriak dan mendorong pria itu menjauh.Wanita itu segera menarik selimut dengan satu tangannya dan melempar bantal dengan tangan yang satunya lagi."Dasar berengsek! Bajingan! Apa yang kamu lakukan kepadaku!""Sepertinya sudah kulakukan semuanya.""Kurang ajar! Dasar nggak tahu malu!" umpat Widia dengan geram sekaligus malu.Tobi merasa bersalah dan berkata, "Jangan bicara seperti itu. Lagian, tadi malam kamu yang berinisiatif duluan.""Ngawur, jelas-jelas ...."Widia ingin membantah, tetapi tidak jadi karena kejadian tadi malam tiba-tiba melintas di benaknya.Akibat menagih utang t
"Ini adalah kartu hitam Lawana, di dalamnya ada 2 triliun. Kamu bisa belanja di toko milik Serikat Dagang Lawana di Kota Tawuna ini.""Oh ya, karena baru sampai di sini, mungkin Anda masih belum punya tempat tinggal. Ini kunci vila di Distrik Terra 1. Mohon diterima."Mata Tobi seakan bisa melihat semua dengan jelas, lalu dia bertanya, "Murah hati sekali. Katakan, apa yang terjadi?""Raja Naga memang bijaksana. Putriku, Jessi, sekujur tubuhnya sering menggigil dalam enam bulan terakhir ini. Kami sudah mengunjungi banyak dokter terkenal, tapi nggak ada yang bisa menyembuhkannya," ujar Damar."Nggak apa-apa. Hanya masalah kecil. Kalau ada waktu, besok aku akan mengobatinya.""Syukurlah! Terima kasih, Raja Naga!" kata Damar. Dia telah mencari tahu masalah ini begitu lama dan akhirnya menemukan sebuah rahasia besar.Ternyata Raja Naga yang masih muda itu adalah Dewa Medis yang telah dia cari-cari selama ini. Dia benar-benar Dewa Medis yang misterius.Tidak bisa dipercaya. Siapa yang mengir
"Tobi, sejak menerima telepon dari dokter tua itu, aku sudah menunggumu. Akhirnya, hari ini kamu datang juga. Kenapa kamu berdiri di depan pintu?"Setelah Kakek Muhar tahu Tobi datang, dia telah menunggunya sejak tadi. Karena yang ditunggu-tunggu tidak muncul, kakek itu pun berjalan keluar untuk menemuinya.Ketika Tobi melihatnya, dia langsung tersenyum dan menyapanya, "Kakek Muhar!"Begitu Kakek Muhar melihat cucunya berada di samping Tobi, dia langsung bertanya dengan penasaran, "Kalian saling kenal?"Widia tiba-tiba merasa canggung."Kami bertemu tadi pagi," ujar Tobi sambil mengatasi kecanggungan itu."Kebetulan sekali. Kalian memang berjodoh. Oh ya, hari ini juga hari yang baik untuk menikah. Setelah makan siang, kalian pergi ke kantor sipil untuk membuat akta nikah saja," seru Kakek Muhar sambil tertawa. Senior Dewa Medis memiliki keterampilan medis yang hebat, muridnya pasti juga sama.Tobi tertegun sejenak. Pria itu baru menyadari wanita cantik ini adalah Widia Lianto, tunangan
Widia berkata dengan marah, "Jangan harap! Meski di dunia ini nggak ada pria lagi, aku juga nggak akan menyukaimu!"Di luar sana ada begitu banyak pria yang jauh lebih baik dari Tobi, tetapi Widia juga tidak tertarik. Jadi, bagaimana dia bisa jatuh cinta kepadanya?"Widia!"Tiba-tiba seorang wanita cantik yang berpakaian seksi maju ke depan.Celana pendek dan kaus ketat yang dia kenakan itu tampak memperlihatkan pusarnya, bahkan pinggang ramping dan kaki panjangnya itu terekspos semuanya. Ditambah dengan kulit putihnya itu, dia makin menarik perhatian orang.Dengan santai, dia melirik Tobi yang berada di sampingnya itu.Meski hanya mengenakan pakaian biasa, wajah Tobi lumayan tampan. Namun, bagaimana orang desa ini bisa dijodohkan kepada Widia? Bagai pungguk merindukan bulan.Hanya tahu berangan-angan saja."Kamu sudah datang," sapa Widia.Kemudian, dia berkata kepada Tobi, "Ini teman baikku, Tania Suwitno."Tobi mengulurkan tangannya dan berkata sambil tersenyum, "Halo!"Namun, Tania