Share

- 77 -

Sebilah pisau melesat cepat ke papan sasaran. Suara tancapannya begitu nyata memecah keheningan. Sekitar dua meter dari papan itu, terlihat Dokter Hardian dengan air muka yang mengerikan, napasnya memburu dengan rahang yang mengeras. Tatapan mata elangnya enggan berpindah dari papan sasaran tersebut. Bukan bentuk bundar papan itu yang membuatnya tidak mau berpaling, tetapi gambar si Kembar yang melapisi papan itulah yang membuatnya murka. Ia pun mengambil lagi pisau yang lain dan kembali melesatkannya.

Bunyi yang serupa kembali terdengar untuk kedua kalinya. Lemparan yang sempurna dan sesuai harapan. Ujung pisau itu mampu menancap tepat di bagian gambar mata si Kembar. Meski begitu, ia tahu bahwa dirinya tidak akan merasa puas sebelum mengeksekusi si Kembar secara langsung.

Ia pun bergerak menuju meja kecil dan meminum satu shot alkohol yang terletak di atasnya. Kemudian menghempaskan tubuh ke sofa tunggal, membiarkan rasa getir dan panas melewati batang keron

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status