Share

108. Permohonan Seorang Ibu

“Lo udah di rumah sakit?” tanya Rabu dari seberang telepon.

Katha mengangguk meski dia tau Rabu tak bisa melihat. Namun, setelahnya dia menjawab, “Iya. Ini gue hampir nyampe kamarnya Shae.”

“Kata Langit dia udah oke, Tha. Lo ajak becandaan aja,” ujar Rabu lagi.

“Siap. Ini gue bawa jajanan kesukaan dia.” Katha melirik paper bag yang sedang dia pegang.

“Good. Gue nanti sepulang meeting jemput lo ke sana. Maaf, ya, nggak bisa jemput dari kantor dan nganterin.” Suara Rabu terdengar menyesal.

Katha terkekeh. Ini sikap baru yang dia terima dari Rabu. Kalau dulu Rabu harus meeting dan membatalkan pertemuan mereka, lelaki itu hanya membatalkan tanpa bicara kata maaf. Dan sesuatu yang baru seperti ini menggelitik Katha. Antara terganggu dan terkesima. Entah, dia tak bisa mendeskripsikan perasaannya saat ini.

“Iya, iya. Pemberitahuannya dadakan. Gue tau. Tenang aja kali, Bu,” sahu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status