Share

126. Racun Jepang

Perdebatan tentang pergi ke luar atau dalam negeri semalam tidak berlanjut. Katha kehilangan minatnya dalam membujuk dan mendebat Rabu karena telepon masuk dari Felysia. Akibatnya, rasa tak nyaman bercokol di dadanya, bahkan sampai saat ini.

Katha melirik jam yang masih menunjukkan pukul sepuluh pagi. Karena rasa tak nyaman yang belum hilang itu, dia sampai tidak bersemangat kerja. Akhirnya untuk mengembalikan kesadaran, dia berinisiatif ke pantry lantai bawah untuk membuat kopi sendiri. Ya, sekalian jalan-jalan di jam kerja.

“Eh, Bu Katha,” sapa Enrico—manager produksi di perusahaan ini. Lelaki berusia awal tiga puluhan itu masuk ke dalam pantry dan berdiri di depan meja, berseberangan dengan Katha.

“Oh, halo Pak Rico,” sapa Katha balik. Dia berusaha mengulas senyum sambil menuangkan gula pada gelasnya yang sudah berisi kopi panas. “Kopi?” tanyanya.

Enrico menggeleng. Dia kini berjalan menuju kulkas dan mengeluarkan botol bening berisi cairan hijau.<

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status