Share

131. Telepon yang Sama

“Papa cerewetin lo, ya?” tanya Katha sambil berjalan sepanjang lorong rumah sakit. Lehernya kini sudah bebas dari collar neck, dan hasil CT Scan tidak memunculkan masalah serius. Jadilah dia hari ini bisa pulang.

“Iyalah. Habisnya elo kenapa nggak mau dijemput Papa?” tanya Rabu. Lelaki itu berjalan di sebelah Katha sambil menenteng tas tangan berukuran sedang. Isinya ada tas tali rantai, pakaian, dan sedikit kebutuhan Katha.

“Berisik entar, Bu. Capek tau,” sahut Katha tanpa merasa bersalah.

“Gitu-gitu orang tua lo. Kalau beliau udah nggak ada, yakin lo bakal kangen sama omelannya,” tegur Rabu.

Katha melirik Rabu, lalu menjawab, “Nggak usah lo kasih tau, gue sadar kok sebenarnya. Cuma, ya, lo tau sendiri ego seorang anak.”

Rabu mengangguk-anggukkan kepala. Dia tidak ingin melanjutkan perbincangan soal ini lagi, karena takut memancing perdebatan tidak penting. Apalagi moodnya hari ini sudah sangat baik. Tidur bersama Katha tanpa jarak seperti se

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status