Share

143. Ruang Mayat

Mendengar ucapan Ratu, Rabu langsung kalang kabut. Dia terburu-buru bangkit dari posisi berlututnya, hingga terjerembab dan nyaris jatuh kalau Katha tak menarik lengannya.

“Tenang, Bu,” ujar perempuan itu.

Rabu menggumamkan terima kasih, tapi dia tidak benar-benar mendengarkan. Fokusnya sekarang sepenuhnya berpindah ke lain tempat.

“Terus kondisi Ibu gimana?” tanyanya pada Ratu.

“Lagi mau dioperasi. Mas jangan telepon Ibu, soalnya sama Ibu aku dilarang ngasih tahu Mas,” sahut Ratu dari seberang. Volume gawai yang besar memungkinkan Katha mendengar percakapan adik-kakak itu.

“Dioperas? Ha? Seberapa parah?” tanya Rabu sambil menyugar rambut frustrasi. Dia berjalan menuju kopernya yang terbuka. Ada beberapa barang oleh-oleh milik Katha di sana yang belum tertata.

“Patah lengan kanannya, Mas. Kan jatuh ke arah kanan motornya, jadi Ibu nahan. Terus sama banyak lecet di sana-sini,” jawab Ratu. “Eh, Mas, aku tutup, ya. Ibu nyari aku katanya.”

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status