Share

150. Kejadian di Kereta Api

Katha mengelak. Dia akhirnya berbohong kalau itu adalah telepon dari Shae. Sampai saat ini, dia beranggapan bahwa belum saatnya memberitahukan perihal keanehan yang dialaminya pada Rabu. Lagi pula meski curiga, entah bagaimana dia jadi merasa menuduh orang tanpa bukti kuat.

“Terus gimana? Jadi ke mini market? Ayo gue anterin. Mau beli apa emang?” tanya Rabu.

“Mau beli pembalut sih. Tapi ini mager banget mau ke sana,” jawab Katha akhirnya.

“Ya, kan, gue anterin,” sahut Rabu. “Atau mau gue beliin aja? Yang kayak biasanya, kan?” tanyanya. Sebab, dulu Katha hampir selalu menyuruh dirinya membeli pembalut kala tamu bulanan itu datang di tempat yang tidak diharapkan.

Katha menggeleng. “Ayo, deh!” ujarnya sambil naik ke boncengan Rabu.

Rabu pun membelokkan motor ke arah mulut gang lagi.

Sementara selama perjalanan tak panjang itu, dia mengedarkan pandangan ke sekeliling. Siapa tahu kalau o

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status