Share

Bab 22b

Saat itu Ali benar-benar shock. Akhir-akhir ini, ia memang sangat sibuk barus 5 hulan terakhir saja dia berada di kota ini. Selebihnya ia tinggal di ibu kota. Saat itu Ali mulai menghubungi orang kepercayaannya yang biasa menemani Yusuf di rumah.

Alangkah terkejutnya ia saat mengetahui. Semua yang diucapkan Nada adalah benar. Ali menghembuskan nafasnya kasar. Menghempaskan dirinya ke tanah dengan kasar sambil melemparkan kerikil ke arah di mana tak ada orang lain di sana.

“Meski bukan darah dagingmu, sudah kewajibanmu mendidiknya dengan benar!”

“Bagaimana dengan nasib putramu sekarang? Apakah dia masih sekolah?”

“Putraku diskors, bahkan terancam dikeluarkan  tapi aku memutuskan untuk berhenti sekolah dan melanjutkan pendidikan di pesantren. Di sana juga cukup bagus, tempatnya sudah berbasis pendidikan juga.”

“Maafkan Yusuf, Nad.”

“Hm, enggak apa. Mungkin kita harusnya saling

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status