Share

Bab 43

“Enggak begitu, Sayang. Mana mungkin kamu enggak penting buat Bunda.”

“Buktinya Yusuf sudah tahu lebih dulu, sedangkan aku enggak.”

“Itu, karena Bunda belum berani mengatakan semua ini sama kamu. Bunda takut kamu enggak setuju.”

“Kalau aku enggak setuju, memangnya Bunda mau menolak lamarannya?”

Nada terdiam sesaat sampai bibirnya perlahan mengulas senyum lalu, mengangguk pelan.

Nav seketika memeluk Bundanya dengan erat, seolah menumpahkan keresahannnya selama ini. Anak itu sampai tersedu-sedu.

“Makasih, Bun.”

“Jadi, kita pulang sekarang?” tanya Nada sambil menarik kedua pundak putranya, agar ia bisa menatap lebih jelas.

Arnav hanya mengangguk, lantas keduanya berjalan meninggalkan gazebo besar itu, dengan bergandengan tangan. Tak ada raut sedih di wajah keduanya dan itu membuat seseorang yang berdiri tak jauh dari mereka dibuat terdiam tanpa kata.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status