Share

Bab 48

Ketika kabar tentang terbunuhnya Surya dan Ankara mencapai telinga para bawahan Dewa Nika, kepanikan melanda mereka. Para pejuang yang sebelumnya penuh semangat kini terdiam, rasa takut mulai merasuki hati mereka. Tangan mereka bergetar, beberapa bahkan terjatuh ke tanah dalam keputusasaan.

"Sebenarnya siapa dia?" tanya salah satu bawahan Dewa Nika dengan suara bergetar, sembari menelan ludah yang terasa pahit. Wajahnya pucat pasi, keringat dingin bercucuran di keningnya.

"Apakah dia juga setara dengan Tuan Nika?" timpal bawahan lainnya, matanya terbelalak, tak mampu menyembunyikan rasa takut yang memenuhi jiwanya.

Suasana di medan perang menjadi mencekam. Raut wajah para bawahan Dewa Nika terlihat sangat putus asa, ada yang menunduk, ada yang terduduk, dan ada pula yang berdoa dalam hati. Mereka begidik ngeri melihat kekuatan Alagar yang mampu melenyapkan Dewa tingkat atas begitu mudahnya.

Tiba-tiba, terdengar isak tangis dari seorang bawahan yan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status