Share

Kenangan

Aku menggeleng cepat. "Gak, Aline. Jangan bodoh! Kamu berhak bahagia. Lanjutkan hidup dengan kepala tegak!" 

Aku menarik napas panjang lalu mengembuskannya perlahan. "Semua ini pasti akan berlalu. Sakit ini juga bakalan hilang seiring berjalannya waktu." 

Aku bangkit lalu masuk ke kamar. Ingin berbicara dengan Papi. 

Ketika mengaktifkan ponsel, tidak ada pesan masuk dari Bram. Astaga, sadar Aline! Jangan norak! Dia di sana pasti sedang sibuk mengurus perempuan itu.

Justru ada pesan masuk dari nomor tak dikenal lain. Aku membukanya lalu berteriak. Potongan gambar janin yang digugurkan, penuh dengan genangan darah. 

Ponsel berdering. Nomor tak dikenal lagi. Ini teror seperti apa? Aku salah apa?

"Kamu mau apa? Bukannya aku sudah ikhlasin Bram untuk gadis itu? Apa lagi, sih?"

"Balas dendam. Kamu harus bertanggung jawab." 

"Tanggung jawab apa? Aku tidak kenal kamu. Berhenti ganggu aku!" 

Suara ta

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status