Share

Masih Belum Terbiasa

Ketika aku dan Zanna melangkah masuk ke apartemen, Bibi ada di dalam.

“Non, sehat? Mau Bibi masakin sesuatu?”

“Saya sehat. Udah makan juga, Bi. Oh iya, kenalin, ini Anya, kembaran saya.”

Zanna mengulurkan tangan seraya tersenyum ramah.

“Dua-duanya cantik. Bibi tinggal ya, Non. Mau nyuci pakaian.”

Jika dalam kondisi normal, aku pasti menyembunyikan satu atau dua kemeja bekas pakai Bram untuk menemani tidur. Namun kali ini tidak akan aku lakukan karena harus mengenyahkan semua kenangan tentang dia.

“Sis, aku nunggu di sofa aja.”

Aku mengangguk lalu berjalan ke kamar. Begitu pintu dibuka, aroma kamar yang aku rindukan langsung menyergap. Kenangan indah penuh cinta membuat hatiku bergetar. Menjauh dari segala tempat yang memiliki arti khusus memang harus aku lakukan. Jika tidak, aku akan semakin sakit karena terombang-ambing berkubang cinta yang belum bisa padam.

Aku menuju walking cl

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status