Share

Bab 2 : Mengatur Siasat

Pagi yang sangat cerah, matahari ikut tersenyum melihat para karyawan yang bekerja dengan semangat. Di perusahaan cabang, aktivitas berlangsung dengan intensitas tinggi. Sudarta, seorang profesional yang tekun, sudah siap menghadapi sebuah konflik yang tengah membelit perusahaan ini.

Konflik itu berkaitan dengan ketidaksesuaian data keuangan antara perusahaan pusat dan cabang di Majalengka. Angka-angka yang seharusnya sejalan, kini berbeda. Sudarta, sebagai seorang auditor, merasa tanggung jawab untuk mengungkap kebenaran di balik perbedaan ini.

Namun, sebelum dia dapat memulai audit, ada satu langkah penting yang harus diambil izin dari perusahaan pusat. Sudarta mengajukan permohonan dengan hati-hati. Dia tahu bahwa audit bukan hanya sekadar menghitung angka, tetapi juga mengungkap benang-benang yang tersembunyi.

Izin audit keuangan bukanlah hal yang sepele. Sudarta harus memenuhi persyaratan yang ketat. 

Pagi yang sangat cerah menyambut para karyawan di PT Ruswan Tekstil Indonesia. Matahari ikut tersenyum melihat kerja keras mereka. Di tengah semangat pagi itu, Sudarta, asisten setia Ruswanda, telah mempersiapkan diri untuk menghadapi sebuah konflik di perusahaan cabang.

"Pa Ruswanda, mau tidak mau kita harus pergi ke sana," kata Sudarta dengan tegas.

Ruswanda mengangguk serius. "Lalu, bagaimana caranya?"

Sudarta tersenyum misterius. "Saya akan mencoba menyamar di sana, Pak," sahutnya. "Saya ingin tahu apakah benar perusahaan cabang melakukan korupsi. Tentu saja, kita harus menjadi karyawan di sana untuk mengungkap kebenaran."

Ruswanda memandang Sudarta dengan penuh keyakinan. "Baiklah, kalau begitu, saya serahkan padamu, Sudarta."

Dengan tekad yang kuat, Sudarta berjanji akan menemukan benang-benang kebenaran di antara konflik dan ketidakjujuran. Di balik layar perusahaan, ada rahasia yang harus terungkap, dan mereka berdua siap menjalin benang investigasi yang tak terputus.

Awalnya, Sudarta merencanakan strategi yang tak biasa. Dia akan menyamar sebagai tukang bersih-bersih di perusahaan cabang. Tujuannya? Menemukan titik terang dari narasumber karyawan yang bekerja di sana. Apakah benar karyawan tidak digaji atau gaji mereka tidak sesuai?

Dengan sapu dan kantong plastik di tangannya, Sudarta berpura-pura menyapu halaman perusahaan. Dia mengamati setiap sudut, mendengarkan percakapan di lorong-lorong, dan mencatat setiap kejanggalan. Karyawan yang lelah, wajah yang tegang, dan bisikan-bisikan di antara mereka semua menjadi benang-benang yang harus diikat.

Sudarta tahu bahwa kebenaran tersembunyi di antara debu dan sampah. Dia berharap bisa menemukan bukti yang akan membuka mata Ruswanda dan mengungkap misteri di balik perusahaan cabang yang terpuruk. Namun, dia juga menyadari bahwa risiko menyamar sangatlah tinggi. Jika ketahuan, dia bisa kehilangan kesempatan untuk menggali lebih dalam.

Sudarta menyusuri lorong-lorong pabrik dengan hati-hati. Dia berbicara dengan karyawan yang tampaknya memiliki informasi penting. Beberapa dari mereka mengeluh tentang gaji yang tak kunjung dibayarkan, sementara yang lain merasa ada ketidaksesuaian antara catatan keuangan dan realitas di lapangan.

Di balik sapu dan debu, ada kebenaran yang menunggu untuk diungkap. Dan Sudarta bertekad untuk menemukannya, demi keadilan dan masa depan perusahaan. 

Sudarta mendengarkan dengan seksama cerita Aditya, salah satu karyawan tukang sapu. Anak Aditya sedang sakit, namun perusahaan tidak memberikan pelayanan yang seharusnya. Aditya mengutip undang-undang kinerja yang menyatakan bahwa anak yang sedang sakit berhak mendapatkan sumbangan dari perusahaan.

Namun, Sudarta tahu bahwa aturan mengenai cuti sakit dan hak karyawan berbeda-beda. Berdasarkan peraturan, untuk masa sakit selama 4 bulan pertama, karyawan tetap berhak menerima 100% dari upah. Kemudian, selama 4 bulan kedua, mereka akan dibayar 75% dari upah. Untuk 4 bulan ketiga, pembayaran akan menjadi 50% dari upah, dan setelah itu, selama bulan-bulan berikutnya, karyawan akan menerima 25% dari upah sebelum pemutusan hubungan kerja dilakukan oleh perusahaan.

Sudarta merasa perlu menggali lebih dalam. Dia akan mencari bukti yang memastikan hak karyawan, termasuk hak anak yang sedang sakit.  

Sudarta merasa geram dengan tindakan pimpinan cabang yang tidak memberikan pelayanan yang semestinya. Situasi semakin rumit. Dia harus tetap tenang dan berusaha menemukan bukti yang akan membuka mata Ruswanda dan mengungkap kebenaran di balik perusahaan cabang yang terpuruk. 

Lima hari telah berlalu sejak Sudarta menyamar di perusahaan cabang. Dia telah mencatat laporan demi laporan, mengumpulkan bukti yang menunjukkan adanya keganjilan. Semua data yang terkumpul mengindikasikan bahwa memang ada masalah serius di perusahaan cabang.

Sudarta merasa semakin yakin bahwa dia berada di jalur yang benar. Dia tahu bahwa Ruswanda akan memerlukan bukti konkret untuk mengambil tindakan. 

Sementara itu, di perusahaan pusat, Mustafa duduk di kantornya yang mewah. Mustafa, anak angkat ayahnya Ruswanda, menyimpan dendam yang dalam. Ia iri dengan kesuksesan Ruswanda dan selalu merasa berada di bawah bayang-bayangnya.

Mustafa memiliki perangai yang sangat buruk. Diam-diam, ia merencanakan konspirasi untuk menggulingkan Ruswanda dan menguasai PT Ruswan Tekstil Indonesia. Ia tahu bahwa Ruswanda adalah pemimpin yang kuat, dan untuk mencapai tujuannya, ia memasukkan Alex sebagai pimpinan cabang atas dukungan yang sebenarnya berasal dari Ruswanda sendiri.

Benang-benang intrik dan ambisi semakin terjalin. Di antara mesin-mesin pabrik dan laporan keuangan, Mustafa berusaha menjalankan rencananya. Namun, apa yang akan terjadi selanjutnya? 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status