Share

BAB 153

Lucca berbalik, berjalan sambil menggendongnya dengan mudah dan duduk di kursi yang di mejanya tersaji berbagai macam makanan lezat. Abi menahan napasnya saat Lucca mendudukkannya di atas kedua pahanya dengan lembut. Laki-laki itu memang sangat suka sekali jika Abi duduk di pangkuannya, memeluknya erat mengisyaratkan jika Abi adalah miliknya untuk siapapun yang melihatnya.

"Makanlah."

Abi membuka mulut saat Lucca menyuapinya sepotong roti isi daging yang nampak menggiurkan lalu menatap ujung cakrawala yang menggelap, menyembunyikan apapun yang ada di ujung samudra, begitu misterius.

Abigail mengunyah kembali roti yang disuapkan Lucca, memandangi lampu-lampu santorini sembari bergumam, "Santorini memang indah."

"Tidak bagiku." Abi menoleh ke Lucca yang kembali menyuapinya. "Kau yang berwajah merona, tanpa sehelai benangpun di bawahku, menggeliat seksi dengan tatapan tertuju padaku. Itu lebih indah dan cantik dari apapun."

Abigail tersedak roti yang ditelannya mendengar perkataan Lucca
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status