Share

BAB 154

Lucca tersenyum, "Kalau aku sudah tidak memiliki hati untuk melihat dunia ini lebih hangat, maka kau adalah hati yang diberikan padaku untuk bisa merasakan kehangatan dunia itu. Aku akan mempertaruhkan apapun agar kau tetap bisa melihat dunia ini dengan tatapan juga senyuman hangatmu." Lucca mendekatkan wajah mereka. "Itu sudah cukup bagiku yang mengeraskan hati untuk bertahan hidup."

Abigail berkaca-kaca, tatapan Lucca melumer dalam hatinya. Laki-laki itu pasti akan menjadi lelaki yang baik jika saja dia memiliki hidup yang lebih normal dari yang dia jalani saat ini. Secara frontal dia mengungkapkan ingin melihat dunia yang sama seperti dunia milik Abi yang normal meski hanya melalui tatapan dan senyumannya. Hal kecil itu saja sungguh membuatnya bahagia.

Abigail memeluk Lucca dengan erat yang balik di peluk oleh suaminya.

"Aku tidak mau serakah, aku bahagia jika kau baik-baik saja saat bersamaku," bisik Lucca.

"Iya tentu saja," balas Abi sembari menangis.

"Jadi, jangan pernah tinggal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status