Kembali bertemu Rey, Rahel mengaku bahwa ia datang ke villa karena Rey. Rahel lantas bercerita tentang tulisan di bangku kayu dan betapa inginnya ia kembali ke villa bersama Rey, dengan Rey yang masih seperti dulu.
Dengan kembali bersikap dingin, Rey berkata, “Jadi, kau seharusnya sudah tak perlu membahas ini lagi.”Rahel pergi setelah mendengar kata-kata tersebut, menuju ke jembatan di kolam. Tak lama Gebbie dan Jimmie lewat di jembatan. Melihat raut muka Rahel yang galau, serta tatapan mata Jimmie yang mendadak berubah, Gebbie memilih meninggalkan mereka berdua untuk berbicara. Setelah sempat terdiam, Rahel mengatakan bahwa meski masih sedih setiap kali Rey tidak mengiraukannya, namun ia sadar tak semua hal berjalan sesuai keinginannya.“Kau itu sudah cantik. Tetaplah jadi dirimu sendiri,” hibur Jimmie.Di tempat CEO Jackson, terlihat CEO Jackson menemui pengacara William yang melaporkan bahwa semua persiapan sudah usai. CEO Jackson mengatakaSaat Joy membersihkan badan, Linda mendatangi kamarnya dan menawarkan untuk mencucikan bajunya. Karena Joy masih di kamar mandi, Linda melihat ke mejanya dan membaca kertas bertuliskan lirik lagu yang sedang dibuat oleh Joy Saat Joy tiba, Linda mengungkapkan bahwa Joy telah berubah karena lirik yang ia buat berbeda dengan dulu. Ia pun mengingatkan bahwa Joy punya banyak penggemar yang mencintainya, sehingga ia sebaiknya tidak pacaran dengan siapa pun.Setelah Linda pergi, Joy memandangi kembali lirik lagu yang sedang ia buat.🎶Aku tidak menyadarinya di saat kau 🎶tersenyum aku juga tersenyum.🎶Senyummu bagaikan mawar putih yang 🎶selalu ku nantikan setiap pagi.🎶Langkahku selalu berusaha menuju ke 🎶arahmu.Dan saat ia membalik lipatan kecil yang ada di ujung kertas lirik, terlihat tulisan “Sub Judul: Untuk Gebbie” di sana.Rahel sendiri sedang jalan-jalan dan bertemu Rey yang sedang duduk di bangku yang bertuliskan nama mereka. Rey hen
Rahel mendesah, wajah Rahel berubah. Sebuah masalah yang tak pernah diinginkan dan sampai air mata mengaburkan pandangan serta membasahi pipinya, Rahel menyeka itu kembali dengan cepat. Dan di titik itulah Rahel merasa kehabisan air mata. "Bagaimana aku bisa sampai sejauh ini? Bagaimana bisa aku hamil dengan cepat? Apa karena aku di tiduri oleh tiga pria sekaligus? Bagaimana jika Jimmie tahu? Bagaimana kalau Rey ingat aku perna mengatakannya? Tidak! Dia saat itu sedang mabuk, dia pasti tidak akan ingat." Pikir Rahel.Hening. Tanpa sadar Rahel termangu begitu lama sebelum akhirnya mengambil sebuah keputusan. Perlahan, ia membolak-balikkan surat permohonan untuk mengugurkan bayi yang baru berusia 2 Minggu lebih itu, hingga berakhir di halaman tanda tangan, ia mengambil pena lalu menandatangani itu dengan sangat rapi. Di saat yang sama, ia mengambil korek dan asbak. Sambil mengangkat laporan rumah sakit, ia lantas menyalakan api di sudut kertas tersebut hin
Esok harinya, melihat Gebbie yang sudah bangun, Rey masuk ke kamarnya dan menanyakan apakah ada yang bisa ia bantu. Gebbie mengatakan bahwa ia akan berganti baju sehingga ia meminta Rey untuk pergi. Rey menolak dan tetap berniat membantunya ganti baju. Akhirnya Rey membantunya dengan cara mengambilkan baju untuk Gebbie, namun ia justru kembali dengan tangan hampa karena ia merasa tidak ada satu pun baju Gebbie yang fashionable. Ia lalu meminta Gebbie menunggu sementara ia pergi membelikan baju untuknya.Saat hendak keluar kamar, ia hampir bertabrakan dengan Joy yang hendak masuk dengan membawakan troli penuh berisi makanan yang sebelumnya telah dibuatkan oleh Ms. Zhea. Setelah Rey pergi, Joy segera menghidangkan makanan-makanan tersebut di meja. Karena Gebbie tidak terlalu bersemangat menyantapnya, Joy menjadi heran dan dengan penuh perhatian mengecek suhu badan serta kepala Gebbie, siapa tahu ada efek samping yang dialami Gebbie. Perhatiannya tidak hanya sampai di situ. Me
Rahel telah berusaha menjalani hidup dengan mengejar seorang pria yang tak pernah menginginkannya. Namun, kini ia tak akan merasakannya lagi. "Maafkan aku, aku harus mengeluarkan mu!" Batin Rahel sambil mengelus perutnya.Berpikir untuk memulai semuanya dari nol memang sangat mengerikan, tetapi ia berpikir seharusnya ia mampu melakukan hal itu. "Aku akan melewati ini." Ucap Rahel."Apa kau mengatakan sesuatu?" Tanya Jimmie."Ah tidak." Ucap Rahel.Ketika berada di ujung jalan suara ponselnya berdering, mengalunkan nada Simfoni Kelima Beethoven. Ia begitu terkejut ketika melihat layar yang tertera disana. [Rey memanggil...]Rahel hanya menggigit bibir dan berpikir bahwa Rey menghubunginya karena sedang mabuk dan ingin mencaci maki dirinya lagi. Sambil menggelengkan kepala, Rahel langsung menekan tombol reject dan menonaktifkan ponselnya."Kenapa tidak di angkat?" Tanya Jimmie."Bukan apa-apa!
Mengetahui ponsel Rahel kini mati dan tak bisa dihubungi serta Kris mengklarifikasi bahwa itu adalah tempat terakhir Ponsel Rahel aktif.Kini, darah Rey mulai memanas dan seketika itu pula rasa takut menjalar keseluruh denyut nadinya. Seraya mengatupkan bibir, rey mulai gemetar karena amarah dan ketakutan bercampur aduk. "Seharusnya tidak akan pernah berakhir seperti ini!" Ucap Rey.“Tuan?” Kris memastikan seseorang di ujung panggilan itu. “Dia tidak ada disini!" "Ya Tuhan! Lalu harus bagaimana sekarang?” “Disini ada rute bus—dia pasti lewat sini. Cek semua cctv!” “Tapi tuan...” “Saya nggak peduli bagaimana caranya! Temukan dia segera!” tegas Rey.Rey kembali ke Sky House dan di kamarnya, Rey kesal, marah, khawatir dan sekaligus cemburu memikirkan Jimmie. Ia lalu masuk ke kamar Jimmie dan menginjak mainan mobil milik Jimmie. Tepat pada saat itu, Gebbie, yang sudah membulatkan tekad untuk menanyak
Rahel setelah 5 hari tidak ada kabar akhirnya kembali kerumahnya karena perjalanan panjang ia begitu kesakitan hingga membuatnya berkeringat dingin. Dia ingin membuat panggilan darurat, tetapi jarinya terasa lemah dan tidak berdaya. Akhirnya, penglihatannya menjadi gelap dan dia pun pingsan. Ketika terbangun lagi, dia sudah terbaring di ranjang rumah sakit. Seseorang yang duduk di sebelahnya adalah Jimmie. Ketika dia bangun, Jimmie segera bangkit dan memandanginya dengan penuh kasih sayang. "Rahel, bagaimana keadaanmu? Apakah masih sakit?" Tanya Jimmie. Rahel menatapnya dengan penuh tanda tanya, "Aku kenapa?" Jimmie ragu sejenak sebelum menjawab, "Dokter bilang kalau kamu mengalami pendarahan yang cukup banyak." Ucap Jimmie yang masih tak percaya dengan apa yang terjadi namun ia merasa sangat kasihan pada Rahel. Rahel menggenggam erat jari-jarinya. Air matanya pun mengalir d
Jimmie akhirnya mau mengantarkan Gebbie. Gebbie pun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengerjai Jimmie dengan memintanya membukakan pintu mobil untuknya. Saat keluar dari mansion, terlihat ayah kandung Gebbie sedang diam-diam mengamati Gebbie. Di rumah sakit, dokter menyatakan bahwa kaki Gebbie sudah sembuh total dan gibsnya sudah bisa dilepas, bahkan ia bisa langsung lari jika mau. Mendengarnya, Jimmie langsung keluar sembari melemparkan kruk Gebbie. Saat Gebbie menyusulnya, ganti Jimmie mengerjainya dengan mengatakan ia tidak akan mengantarnya pulang karena Gebbie sudah bisa berjalan sendiri. Gebbie menganggap gurauan tersebut serius dan berlari meninggalkan Jimmie dengan kesal. Keluar dari rumah sakit, Gebbie baru menyadari tasnya tertinggal di mobil. Ia pun terpaksa benar-benar berjalan kaki menuju mansion. Untung saja belum jauh berjalan Jimmie sudah menemuinya. Setelah sempat jual mahal, Gebbie akhirnya masuk ke mobil dan pulang bersama Jimmie. Sementara itu, Rey
Gebbie sedang bekerja di sebuah restoran pizza yang letaknya di tengah kota."Gebbie, tolong antar pesanan pizza ini ke universitas depan walikota itu, ya?" Kata bosnya."Ah, iya baik bos." Jawab Gebbie penuh semangat.Gebbie tanpa menunda-nunda waktu lagi, ia segera mengantarkan pesanan pizza itu ke universitas yang di katakan oleh bosnya."Wah, pemandangannya bagus sekali, tunggu saja ya, aku akan segera menjadi mahasiswa." Gumam Gebbie.Gebbie segera turun dari motornya dan berteriak memanggil para anak muda yang sedang bermain basket di lapangan basket."Kakak-kakak.... Pizza pesanannya sudah datang!" Panggil Gebbie.Parah anak muda itu segera berhenti bermain basket dan melambaikan tangan pada Gebbie memberi tanda kalau merekalah yang telah memesan pizza itu."Adik kecil disini." Panggil mereka.Gebbie segera menghampiri mereka dan memberikan pesanan itu pada mereka dan langsung pulang setelah itu."Ini pesanannya kakak-kakak." Ucap Gebbie sembari tersenyum manis.Di perjalananny