“Tidak. Aku mohon jangan mendekat.” Rianne terus mundur dan memeluk diri. Tetapi kelima pria yang mencari mati tidak menghiraukan ketakutan mangsa mereka, semakin takut Rianne semakin bernafsu juga mereka.“Alexander!!” teriak Rianne. Dia benar-benar ketakutan sekarang.Pria-pria yang mencari perkara pada raja singa itu hanya tertawa, melihat mangsa yang sudah tersudutkan, melihat posisi Rianne mereka yakin kalau mereka akan bersenang-senang dengan mudah karena kelemahan Rianne.Namun yang membuat mereka terkejut saat Rianne sudah berdiri dan mengarahkan tusuk konde miliknya, tusuk konde pemberian kakaknya Arche, jarang terlihat memakainya karena Rianne menyimpannya di balik baju.“Jangan mendekat atau aku akan membunuh kalian.” Rianne mengarahkan tusuk konde berwarna hitam pada kelimanya secara bergantian. “Aku bilang jangan mendekat!” Rianne semakin mengarahkan tusuk konde runcingnya, perlahan kelimanya menjaga jarak karena tidak tahu kalau Rianne memiliki senjata, tetapi tekad mer
Richard berhenti di tempatnya. Dia mengingat sesuatu, tidak mungkin Alexander akan membiarkan Rianne sendirian. Dia berbelok dan masuk ke kamar yang sudah di khususkan untuknya.Rafh yang melihat itu hanya mendesah, dia juga ngeri sendiri, luka yang Richard dapatkan jauh lebih parah dari luka yang diterimanya karena kehilangan Rieanne.“Ku peringatkan sebagai teman. Jangan mendekati nona Rianne.”Richard hanya diam, dia menerima kaleng minuman mineral yang Rafh berikan, dia baru saja mendapatkan pukulan di sekujur tubuhnya lalu apakah dia tahan jika harus mendapatkan siksaan yang lain lagi?“Aku hanya mencoba melindunginya?” kata Richard dengan pandangan hampa.“Tuan Alexander bisa melakukannya, biarkan tuan menjaga apa yang seharusnya menjadi miliknya.” Kata-kata Rafh seolah mengatakan bahwa Richard tidak akan bisa memiliki Rianne sampai kapanpun.Malam semakin pekat, Rafh beranjak dari duduknya, dia menepuk pelan pundak Richard, “Jangan mencari masalah dengannya.” Setelah itu Rafh p
Rianne menoleh, tatapan mereka bertemu, Alexander yang tidak tahan langsung saja menarik tubuh Rianne dalam dekapannya, wanita berusia 27 tahun itu terlihat memberontak namun setelahnya dia diam saja, Alexander mengecup pelan pucuk kepala Rianne berulang kali.Aneh sekali rasanya, orang yang ingin kita bunuh tiba-tiba saja bersikap lunak, dan sialnya Riane tidak bisa menolak sentuhan itu. Mengingat dua tahun lalu sebelum semuanya masalah ini terjadi, Rianne lah yang pertama kali mencintai Alexander.Namun penolakan pria itu membuat nya kuat dan mencoba membuka hati pada pria lain yang rupanya juga mengkhianatinya, Orion dan Lyora akan mendapatkan balasannya nanti.“Maafkan aku, sungguh aku tidak tahu kalau Arche adalah kakakmu.” gumam nya tetap mengelus lembut punggung kecil Rianne. Di dalam mobil tersebut hanya mereka bertiga, dengan Rafh sebagai pengemudi. Sementara Richard berada di mobil lain bersama anak buah yang lainnya.“Aku akan tetap membunuhmu, Xander.” kata Rianne tetapi t
Tidak ada jawaban sama sekali, Rianne hanya diam memperhatikan Alexander yang sudah sangat lapar ingin melahapnya. Mata indah itu mengerjap perlahan, otak dan hatinya tengah berperang sekarang.“Anna ….” Suara Alexander bahkan sudah berubah parau karena tidak bisa menahan nafsunya yang membumbung tinggi.Karena tidak mendapatkan jawaban Alexander naik ke atas dan mencium kening Rianne, dia salah karena tidak seharusnya melakukan ini ada Rianne yang nyata-nyata berbeda dengan wanita lain.Setelahnya Alexander menarik naik selimut untuk menutup tubuh setengah polos Rianne dan meninggalkan kamar. Pria itu tidak lagi kembali sampai pagi hari. Riane yang terbangun dalam keadaan menjijikkan langsung saja bangun dan berjalan ke arah kamar mandi dengan selimut yang masih melilit di dada.Beberapa jam kemudian, seorang pelayan memintanya turun ke lantai bawah atas permintaan sang tuan. Rianne mengangguk, dan turun ke lantai bawah, mereka akan sarapan bersama, disana sudah ada dua orang lain ya
Rianne yang sudah dibakar nafsu karena permainan Alexander mengangguk, demi apapun ini adalah pengalaman pertama baginya, bersama Orion dia tidak permah melakukanya, karena baginya tidak ada permainan sebelum menikah.Sungguh Rianne tidak menyesalinya karena sampai dia tahu bahwa Orion menghianatinya, dia bersyukur bisa terselamatkan dari pria menjijikkan itu, tetapi kenapa dengan Alexander dia terbuai, bahkan pria yang berada di bawah kakinya adalah pria yang sudah membunuh saudara satu-satunya. Arche“Sayang … boleh?” sekali lagi Alexander meminta izin padahal dia sudah berada di puncak, namun kesanggupan Rianne sungguh sangat penting untuknya.Keadaan Alexander yang sudah tidak tertutup apapun membuat siapa saja akan meneguk ludah, tubuh kekar dengan otot-otot ditempat yang sesuai, perut sixpack, serta keringat yang sudah mulai keluar karena menahan gejolak. Sungguh menderita Alexander jika Rianne menggeleng.Namun, beruntungnya dia saat Rianne mengangguk, Alexander tersenyum, kemu
Alexander sudah menunggu Rianne masuk ke dalam mobil, wanita yang selalu cantik dalam keadaan apapun. Di dalam mobil yang sudah melaju jauh, Alexander belum juga membuka suara, bahkan melirik Rianne saja tidak.“Aku tidak ingin kemana-mana.” Rianne mengeluarkan suara membuat Alexander meliriknya sesaat lalu kembali fokus dengan lurusnya jalan,Melihat itu Rianne merasa kesal, “Alexander aku tidak ingin bertemu siapapun.” Rianne menekan setiap kata-katanya.“Kenapa? Bukankah seharusnya kau datang dan menyelesaikan masalahmu? Atau aku saja yang memberikannya?” Alis Rianne mengkerut saat mendengar itu, dia tahu kata-kata membereskan bagi Alexander tidaklah bagus.“Apa sebenarnya tujuanmu? Kenapa ikut campur terlalu jauh?”“Aku hanya bersikap sebagai kekasihmu yang baik, dimana salahnya?” kini Alexander menatap Rianne yang hanya tertawa hambar di sebelahnya.“Kekasih kau bilang? Aku pernah menyetujuinya?” Rianne menatap tajam Alexander yang sudah menyeringai menatap keberanian Rianne.Mob
Di tempat yang berbeda, "Kakak mengenal Rianne?" Tuntut Lyora. dia tidak akan membiarkan orang-orang terdekatnya mengalami hal yang sama lagi sepertinya dan Orion. Mendapatkan pertanyaan itu Orlando mengangguk mantap dengan senyuman.“Heum. Bahkan sangat mengenalnya.” Jawabnya, setelah itu Orlando yang menatap Lyora lekat, “Bukankah aku yang seharusnya bertanya? Bagaimana bisa kalian saling kenal?”“Aku tidak mengenalnya.” Kata Lyora, dia harus mencari cara agar kakaknya tidak terlalu terlibat dengan kedua pembunuh kejam itu.Orlando mengerutkan kening, dia jelas mendengar jika tadi Rianne mengatakan kalau mereka adalah sahabat, lalu kenapa Lyora mengatakan hal berbeda, “Apa ada masalah pada kalian? Aku jelas mendengar Rianne mengatakan kalian sahabat.”“Aku hanya mau kakak jangan dekat-dekat dengannya, dia bukan wanita baik-baik.” Setelah mengatakan itu Lyora meninggalkan Orlando sendiri. Bagaimana cara menjelaskan pada kakaknya untuk menjauhi Rianne tanpa diketahui tentang kehamilan
Alexander tidak menjawab, dia memperhatikan Rianne dengan lekat, “Ayo kita kembali ke kamar, kau pasti lelah.” Alexander mengangkat tubuh Rianne ala bridal style. Rianne menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Alexander saat mereka berdua naik tangga.Di depan pintu, Caroline melihat nya dengan tatapan nanar, dia semakin merasa Alexander semakin jauh darinya, “Rupanya kau memang tidak pernah mencintaiku ….” Lirihnya melihat dua orang yang tengah di mabuk cinta itu semakin menjauh.Di kamar, Alexander kembali membaringkan tubuh Rianne diatas kasur, “Tidurlah! Aku akan menunggumu sampai kau benar-benar terlelap.” Alexander mengusap lembut rambut panjang yang selalu wangi.Rianne tersenyum miring dan menepuk sebelahnya meminta Alexander juga berbaring di sampingnya, “Tidur bersamaku. Kau tidak ingin memelukku? Aku merindukan wangi tubuhmu.” Ucap Rianne sudah mengusap lembut wajah tampan dihadapannya.Alexander menangkap tangan lembut itu dan mengecupnya, “Baiklah, kita akan tidur bersam