Share

25. Kepergok

Aku tidak memungkiri kalau pria ini memang memiliki wajah rupawan, hanya style-nya saja yang ke-bapak-an.

Ish!

Dengan gerakan cepat aku kembali membelakanginya dan menghadap ke arah cermin. Tapi sial, rupanya dengan cara seperti ini, tidak bisa menyembunyikan pipiku yang merona. Sebab sia-sia karena dia dapat melihatku lewat pantulan cermin.

"Kenapa? Apa kamu mau dipegang ... maksudku aku bantu pakaikan kerudung?"

Dia menggoda lagi.

Aku tak bermaksud menjawab dan tetap fokus pada aktivitasku. Sementara kedua pipiku seperti memakai perona pipi dadakan.

"Oh ya, bantuan yang aku maksud itu, apa perlu aku mengantarmu supaya tidak perlu menunggu taksi?"

"Tidak usah, sampai kapanpun Om tidak perlu mengantarkan aku ke kampus. Bukankah pernikahan kita dirahasiakan?"

"Yakin bisa merahasiakan ini selamanya?"

Aku meliriknya lagi lewat pantulan kaca. Pria itu masih berdiri di belakangku pada posisinya semula.

"Harus bisa, bukankah pernikahan ini hanya sementara saja. Nanti pada akhirnya kita aka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status