Share

Demi Amanat Ibu

Wira menutup layar laptop. Menaruhnya ke samping. Lantas menatap Dewa di sebelahnya. Wira menatap iba pada anak dari kerabatnya itu. Dewa yang tampan. Mapan. Sukses dan kaya. Harus mendapati kenyataan yang sangat menyakitkan.

Wira bisa merasakan posisinya. Wira mengusap punggung Dewa. Menyalurkan sedikit ketegaran padanya. Mengisyaratkan, bahwa dia ada di sana. Ada untuk Dewa dan menolong semampu yang dia bisa. Menyiratkan, bahwa Dewa tak sendiri. Wira akan ada untuknya.

Dewa bergeming di tempatnya. Menatap kosong tembok berwarna khaki dalam kamarnya.

"Bunuh saja Dewa, Om!" cetusnya, dengan pandangan lurus ke depan. Wira dapat mendengar ucapan lelaki di sampingnya itu. Wira mengerti sakit hati yang mendera pada Dewa.

Wira menepuk-nepuk punggung Dewa. Lalu tangannya beralih pada pundak Dewa. "Nggak, Wa! Jangan pernah bicara seperti itu. Om mengerti keadaan kamu. Percaya pada Om. Om ada di sini. Kamu nggak sendirian!"

Dewa menunduk. Hatinya patah. Hancur berkeping. Bahkan mungkin remuk
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status