Share

TIGA PULUH LIMA

Pov Fendi

Aku tahu bagaimana rasanya disakiti oleh orang terdekat, lalu berusaha menahan senyum, bertanya pada lawan bicaraku. "Apakah itu sakit?"

Entah kenapa pertanyaanku terasa bodoh sekali, tentu saja pasti menyakitkan untuk anak perempuan lemah macam Bora yang tidak pernah olah raga, lihat saja tubuh kurusnya dan postur bertahan tapi tidak punya pertahanan sama sekali.

Aku bisa melihat raut wajah terkejut Bora, seolah baru pertama kali mendengar pertanyaan itu. Lalu dia memaksakan senyum. "Jatuh dari tangga tentu saja sangat menyakitkan, tapi lebih sakit ketika Papa melihat langsung kejadian itu, tapi tetap membela Laras."

Aku tidak menjawab, selain karena tidak paham, masalah dia juga bukan urusanku.

"Saya akan menjadi Presiden masa depan, tapi saya juga pasti akan menghadapi kematian di masa depan. Karena itu, tolong menikahlah dengan saya."

Aku menolak dan hendak pergi dari ruangan itu, bukankah dia anak gila yang hanya ingin berambisi mengalahkan keluarganya? Aku sendiri jug
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status