Share

27

Jenala sampai di kediaman orang tua Abimana. Perempuan itu melirik ke arah Abimana yang sejak tadi menatap ke arahnya.

"Om-eum… jangan melihat terus. Malu tau!"

Abimana terkekeh serak, dia sangat menikmati wajah memerah yang Jenala tampakkan. Tangannya terulur menuju perut Jenala, lalu mengusapnya lembut.

"Om!"

"Apa? Saya hanya menyapa anak kita."

"Om! Siapa yang hamil!" Jenala menepuk tangan Abimana.

"Kamu dong, kan kita sudah-"

"Jangan diingat! Dasar mesum!"

Abimana terbahak, dia mengacak rambut Jenala lembut. "Panggilannya masih tetap, Om? Tidak mau diganti menjadi suamiku atau sayang, mungkin?"

Wajah Jenala memerah, perempuan itu terlihat gugup. "Ti-tidak, saya sudah nyaman."

"Kalau kata 'saya' di ubah menjadi 'aku' bagaimana?"

Jenala menatap Abimana lekat. Sebelum mengiyakan. "Boleh, terserah Om saja." Sesudah itu, mereka melangkah menuju pintu utama. Dan menemukan eksistensi Sera yang sedang menonton televisi.

"Papa!"

Sera berlari menuju Abimana, dan memeluk pria itu erat.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status