Share

42

Abimana mendongak, diiringi air mata yang masih mengalir. "Maaf… maaf Jena, aku tidak bisa menjaga anak kita di dalam sini. Dia pergi sebelum kita mengetahui keberadaannya."

Saat itu juga Jenala merasa dunianya runtuh seketika.

Jenala menggeleng kuat, bulir air mata mulai berjatuhan membasahi pipi tirusnya. "Bohong…. tidak mungkin…." Jenala menatap ke sembarang arah, dia seperti orang linglung yang sedang mencari sesuatu.

"Maaf Jena, maaf karena tidak becus menjagamu." Abimana memeluk Jenala erat, pria itu bisa merasakan getaran pada tubuh ringkih sang istri.

"Pembunuh! Dia pembunuh, Mas! Adik kamu itu pembunuh! Dia yang mendorongku dari tangga!" Seketika itu pula Abimana melepas pelukannya, dia menatap Jenala dengan bibir terbuka, wajah pria itu pias. Setelahnya menggeleng sedih.

"Aku tau jika kamu terpukul, sayang. Tapi jangan seperti ini, ya? Aku akan selalu disampingmu." Abimana kembali memeluk Jenala, pria itu mengeratkan pelukannya walau Jenala memberontak kuat.

Perempuan i
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status