Share

Bab 68

"Jadi harus bisa nerima keluargamu ya Ta?" Pertanyaan Zora sekali lagi menjelaskan. Mengingat ia adalah tulang punggung keluarga dengan ibu janda dan nenek tua dan beberapa adik. Perjuangan Okta memang tidak mudah walau anak ini selalu tampil paling gokil seolah tak punya masalah.

"Iyalah. Tuh denger ya. Jadi gak usah baper-baper." Kali ini kalimat yang tertuju untuk Rofik. "Lah kamu ngasih jajan diri sendiri aja masih kurang kan? Temenan aja kita santai."

Zora sampai geleng-geleng melihat kelakukan Okta yang sangat lugas dan ternyata punya pemikiran sedalam itu. Kita memang tidak bisa melihat orang sekilas dari apa yang terlihat. Anak ini selalu punya banyak kejutan.

"Terus kamu emang gak pernah akhirnya nyaman gitu sama orang?" Kali ini Naya juga akhirnya ikut kepo.

"Pernah sih, cuma ya biarin aja. Nanti juga lupa sendiri. Sesakit-sakitnya hati bakal sembuh dengan waktu. Eaaa!"

Pluk! Sebuah gumpalan kertas tepat mengenai kepala Okta dan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status