Share

bab 19. Keanehan di kantor Andi

Larasati tercengang mendengar kata-kata Ambar.

Dengan tergesa, dia menggoyang-goyangkan bahu Andi.

"Mas, Mas. Bangun dulu deh. Kenapa mami kamu nyuruh-nyuruh aku bikin sarapan?" tanya Larasati. Mukanya ditekuk dan terlihat kecut.

Andi mengucek-ngucek matanya. Lalu melihat ke arah jam bulat yang menempel di dinding kamar. Sementara itu suara ketukan di pintu kamar berubah menjadi gedoran.

"Laras! Bangun kamu! Kamu jangan enak-enakan molor! Kok bisa nggak sungkan sama orang tua?"

Andi menatap wajah Larasati. "Kamu tururin apa kata mami dong. Kasihan mami gedor-gedor pintu. Beliau sudah tua. Kamu harus banyak ngalah sama beliau."

Bibir Larasati mengerucut. "Ck, Mas. Gimana sih konsepnya? Aku kan istrimu bukan pembantu lho. Kalau bi Inah pulang ke kampungnya, harusnya cari asisten rumah tangga lain dong! Masa aku yang membereskan pekerjaan rumah tangga?" tanya Larasati merajuk.

"Nyari ART itu nggak mudah, nanti lah aku cari lagi. Sekarang kamu turutin dulu apa kata mami. Mas nggak i
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status