Share

Bab 35 NYEKAR

Sore yang indah, mentari sudah mulai condong di ujung barat. Warnanya yang keemasan seolah memberikan arti tersendiri bagi yang menikmati dan menyukai suasana menjelang senja ini. Lalu lalang para peziarah yang memadati pemakaman membuat haru-biru dalam hati.

Ini untuk kesekian kalinya aku mengunjungi tempat peristirahatan terakhir Safia, putri tercinta. Di sini, dia terbaring untuk selamanya sendirian. Tangisku pun pecah tatkala memandang pusara dengan nama yang aku berikan saat dia lahir di dunia ini dulu.

Bunga mawar yang aku bawa segera ku taburkan di atasnya. Wanginya semerbak seperti namanya yang selalu memberikan aroma dalam kehidupan ini. Safia, gadis manis belia yang selalu saja menanyakan kabar sang ayah saat itu, kerinduan yang mendalam karena lelaki yang sudah menjadi mantan suamiku itu lupa kalau dia memiliki anak yang begitu mencintainya.

Andai dia merasakan apa yang Safia rasakan, pasti putriku ini masih bermain dan aku sibuk mengantarnya sekolah juga mengaji. Namun,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status