Share

Syok saat Dilamar Dia

"Baiklah, insya Allah saya terima." Aku menjawab tanpa menatap mata siapapun. Walau seorang janda, rasanya malu jika harus menjawab pertanyaan macam itu. Saat ini pun, rasanya aku ingin memasukkan wajah ini diantara bantal-bantal di kamar.

"Alhamdulillah." Mereka semua bersyukur dengan jawabanku.

Mas Anto dan Mas Ari sama-sama tersenyum. Aku jadi merasa bersalah karena sudah salah sangka di awal.

Acara dilanjutkan dengan mengobrol dalam penentuan tanggal pernikahan. Aku manut saja, ikut hasil musyawarah.

Dalam diskusi itu, aku tak mau banyak bicara karena aku masih syok dengan acara dadakan ini. Ya, bagiku dadakan karena Ayah juga mendadak memberitahukan padaku serta tak bilang akan ada lamaran. Mungkin maksud Ayah baik, ingin memberikan kejutan padaku.

Alhamdulillah, pernikahan akan dilangsungkan dua bulan lagi. Karena statusku yang sudah janda, aku meminta pernikahan yang sederhana. Tidak ada pesta mewah nantinya. Semua setuju, aku juga lega jadinya. Alhamdulillah semua berjalan lan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status