Syahid sedang duduk di kursi dekat tempat tidur sang ayah.
Sang ayah mulai membuka mata dan melihat syahid yang masih ada di sebelahnya
"Jam berapa sekarang nak?"
"Jam 08 malam pa."
"Kok kamu masih di sini?"
"Syahid mau menemani papa."
"Jangn nak, kamu harus pulang istrimu pasti sudah menunggu."
"Tapi."
"Papa tidak apa apa, kamu pulang saja, jangan suka bikin istrimu khawatir."
"Baik pa, Syahid akan pulang."
"Iya, kamu harus pulang."
Syahid mencium tangan sang ayah.
"Assalamualaikum."
"Walaikum salam."
Berat rasanya meninggalkan sang ayah, namun Syahid tidak bisa menolak permintaan sang ayah karena ia tidak pernah sekalipun menolak permintaan sang ayah.
Setelah beberapa langkah ia menoleh pada sang ayah dan sang ayah membe
Syahid sedang duduk di balkon kamarnya sambil memengang buku dan aisyah bergegas menghampiri. Syahid sambil membawah teh hangat dan menaruhnya di meja depan Syahid.“Terimah kasih, “ ucapan Syahid.“Sama sama, di toko rameh ya? Kok di telfon gak di angkat,” sambil duduk di dekat Syahid.“Mas tadi gak di toko?”“Terus dimana?” penuh tanya.“Di pesantren."“Di pesantren?”“Iya, di pesantren Nurul Hikmah.”“Ngisi acara?”“Enggak”“Terus?”“Pengasuhnya itu ayahanda dari sahabat karip mas, semasa di Cairo.”“Oh jadi mas ke pesantren ketemu sama sahabat mas itu sama ayahnya.”“Kalau sama sahabat mas ketemunya cuma sama k
“Assalamuaikum,” sambil membuka pintu ruangan sayang ayah.“Walaikum salam,” sambil tersenyum.“Untuk ketemu papanya, anaknya perlu janjian dulu?”Sang ayah hanya tersenyum.“Ayo duduk.”Syahid mangangguk dan duduk di kursi depan meja sang ayah.“Ada apa? Ini kali pertamanya kamu ke kantor nak.”“Saat papa sakit, Syahid di minta mama untuk membantu papa di sini.”Mendengar kata kata tersebut dari sang putra, ayah Syahid hanya tersenyum.“Putraku tersayang, terimah kasih sudah mau membantu papa di sini.”“Sama sama, dengan hal ini papa bisa istirahat di rumah.”“Nak kamu di sini hanya membatu bukan memeng kendali atas perusaan ini.”Mendengar kata kata tersebut syahid
Pagi pagi Kirana mengendarai mobilnya seorang diri.“Si supir pakek acara sakit lagi, kan harus bawah mobil sendiri,” dengan wajah kesalnya.Mobil yang ia kemudikan melaju dengan sangat cepat dan di dalam mobil full music. Tiba tiba mobilnya berhenti dan dia turun dari mobil.“Adu pakek acara kempes segala si,” sambil melihat ban belakang mobilnya.“Pagi pagi gini mana ada bengkel buka, tuhan lengkap sudah penderitaanku,” sambil duduk di sebelah mobilnya.“Eh bentar, ini kam dekat rumah faqih, aku telfon saja si faqih minta supir atau siapa kek yang bisa ganti ban.”Ia bergegas menuju mobil untuk memgambil ponselnya yg masih ada di dalam mobil dan segera menelfon Faqih.“Hallo qih kamu di mana?”“Ya di rumah la kir, kenapa?”“Kamu bisa kirimin orang buat bantu aku qi?”
Faqih tetap melihat Adita yg mulai jauh darinya."Cewek aneh tapi baik dan cerdas"Ia meraih ponselnyan dan menelfon seseorang."Hallo, bang Fahmi, Faqih minta tolong kirimin satu unit iphone keluar terbaru untuk kariawan media.com yang namanya Adita Sari dan beri tulisan 'maaf' di box nya, tolong langsung di kirim hari ini," dan langsung mematikan ponselnya dan bergegas menuju mobilnya.Sedangkan Adita masuk pada sebuah kantor."Wow jam berapa ini?" teguran kawannya."Telat lima menit saja kalik" sambil melihat ke arah jam tangannya."Lu emang hoby telar dit!""Eh tahu gak si sama laki laki yg pakai jas dongker itu."Sambil menujuk pada Faqih yang berada di parkiran.Kantor tersebut di kelilingi oleh kaca sehingga terlihat jelas ke arah parkiran mobil."Emang lu gak tahu siapa dia?""Enggak," sambil
Usai makan siang bersama dengan kiyai dan Nafisa, Syahid di ajak untuk duduk di teras rumah sang kiyai. Nafisa membawakan segelas teh hangat dan kue kering dari dalam rumah kemudian meletakkan makan tersebut meja.Syahid dan kayai duduk berdampingan hanya di batasi oleh meja dan meja tersebut di pakai untuk meletakkan biskuit dan teh tersebut. “Abah aisyah minta izin untuk pergi.” “Mau kemana nak?” “Stok barang di kopras kita menipis bah, jadi nifasa harus belanja, kasihan santri jika ingin membeli sesuatu nanti tidak ada.” “Dengan siapa Nafisa pergi?” “Dengan Ida sama Lusi bah.” “Oh gitu, gimana kalau Syahid yang mengantar kalian." Nafisa melihat ke arah Syahid dan Syahid melihat ke arah Nafisa, kedua pandangan mereka bertemu namun mereka segera menundukkan kepala mereka kembali. “Nak syahid tidak keberatan kan jika mengantar Nafisa ?” “Ti
Hari mulai malam, motor lukman melaju di jalan dengan sangat kencang. “Aku harus segera pulang, kasihan ibu pasti belum makan.” Tiba tiba mobil putih menyenggol motor Lukman hingga membuat lukman terjatuh. Dan mobil tersebut berhenti, seorang wanita keluar dari mobil itu dan menghampiri Lukman. “Hai lo bisa bawak motor gak si? Nanti mobil gue lecet gimana?” “Maaf, bukannya mbk sendiri yg menyenggol motor saya,” sambil bangkit. “Ih lu nyalain balik lagi, asal lu tahu mobil gue ini bisa buat beli dua puluh motor butut lu, tau gak si.” “Ya sudah saya minta maaf.” “Maaf maaf baru nyadar salah.” “Cewek mana mau di salahin,” kata Lukman sambil berbisik bisik. “Apa lu bilang?” “Enggak, saya gak bilang apa apa mbak.” “Barusan lu bilang sesuatu kan? Yang bisik bisik tadi, eh bentar lu kan karyawannya mas syahid kan.” “Iya be
Hari mulai malam, motor Lukman melaju di jalan dengan sangat kencang.“Aku harus segera pulang, kasihan ibu pasti belum makan.”Tiba tiba mobil putih menyenggol motor Lukman hingga membuat Lukman terjatuh.Dan mobil tersebut berhenti, seorang wanita keluar dari mobil itu dan menghampiri Lukman.“Hai lo bisa bawak motor gak si? Nanti mobil gue lecet gimana?”“Maaf, bukannya mbk sendiri yang menyenggol motor saya,” sambil bangkit.“Ih lu nyalain balik lagi, asal lu tahu mobil gue ini bisa buat beli 20 motor butut lu, tau gak si.”“Ya sudah saya minta maaf.”“Maaf maaf baru nyadar salah.”“Cewek mana mau di salahin,” kata lukman sambil berbisik bisik.“Apa lu bilang?”“Enggak, saya gak bilang apa apa mbak.”“Barusan lu bilang sesuat
Adita sedang duduk di meja kerjanya dan sibuk dengan komputernya, tiba tiba seseorang menaruh sebuah paket di meja kerjanya.“Apaan ni?”“Entahla, bapak pengantar paket tadi memberikannya dan untukmu.”“Aku tidak merasa memesan apa pun kok.”“ Coba kamu buka saja.”Adita membuka paket tersebut dan ia terkejut dengan isi paket tersebut.“Ponsel?”Teman adita yang melihat isi paket tersebut terkejut“Masya allah itu iphone keluaran terbaru, cie lu banyak uang sekarang dita sampai beli gituan.”“Eh enggak kok, gue gak ngerasa beli ginian dan seandainya gue ada uang mending gue tabung saja”Sebuah kertas jatuh dari dalam paket tersebut dengan tulisan‘SORRY, for F’“Wih siapa tu F ? pacar atau masih calon pacar?” ledakan teman