Share

BAB III

"Kalau begitu aku yang akan pergi dari mu Mas, jika kau tak setuju untuk menikah dengan Citra," Ucap Nabila dan itu berhasil membuat ku terdiam tak tahu harus berkata apa- apa lagi.

"Bila, sayang aku mohon jangan paksa aku menikahi nya, karena aku hanya ingin kamu yang menjadi satu- satu nya ratu di istana kita," Ucap ku mencoba membujuk nya, saat aku ingin memeluk nya ia menepis tubuh ku .

"Hanya ada dua pilihan menikahi citra atau kau akan kehilangan ku untuk selama nya," Lagi-lagi Nabila memberiku pilihan yang sulit ku terima.

"Beri aku waktu untuk memikirkan semua nya!" Ucap ku mengalah.

"Baik, aku beri waktu tiga hari,".

"Tidak! satu minggu aku butuh waktu satu minggu,".

" Tiga hari atau kau akan menyesal,"

"Nabila, ayolah, aku tidak tau apa yang sudah kamu alami tapi aku mohon sayang," Ucap ku sambil mencium tangan nya.

"Mas, aku hanya ingin kamu punya anak, itu saja," Ucap Nabila sambil memelukku erat seakan ia tak rela aku pergi.

"Baiklah tiga hari!" Ucapku menghela nafas pelan.

"Terima kasih Mas!" Ucap Nabila dan aku mengangguk.

"Tidurlah!" Ucap ku menyuruh nya istrahat supaya ia tak sakit karena memikirkan semua nya.

"Aku yakin ada yang memaksamu melakukan ini Bil, aku akan cari tau semua nya, tiga hari, ya tiga hari sudah cukup buat ku," Gumam Adam dalam hati, ia kemudian mengambil gawai nya dan menghubungi Rian via Aplikasi Hijau.

"Yan, aku ingin kamu mengawasi Nabila, Citra dan Mami!" Pesan Adam.

"Baik kak, aku akan secepat nya memerintahkan anak buah ku untuk mengawasi mereka!" Rian membalas pesan Adam tanpa banyak bertanya.

#

Setelah tiga hari berlalu waktu yang di tentukan oleh Nabila, dan hari ini Adam pun harus memberikan jawaban nya.

"Bagaimana Mas? apa kamu sudah mendapatkan jawaban nya?" Tanya Nabila saat ia telah duduk di sofa ruang kerja Adam.

"Jawaban apa Bil?" Adam mengangkat kepala nya dari berkas - berkas yang ia periksa dan pura-pura lupa kesepakatan yang telah ia dan Nabila buat.

"Mas nggak usah pura-pura lupa deh!" Ucap Nabila cemberut.

"Bil, Mas lagi sibuk, bisa nggak kita bahas ini lain kali," Ucap Adam dan kembali memperhatikan berkas-berkas nya lagi.

"Baiklah!" Ucap Nabila sambil berdiri dan keluar dari ruangan Adam dengan menutup pintu sedikit keras. Adam sedikit terperanjat namun ia memilih kembali fokus ke pekerjaan nya.

Saat sudah di luar Nabila tak kuasa menahan bulir bening di sudut mata nya, ia menghapus bekas air mata yang telah meluncur bebas di pipi putih milik nya.

Ia tak kuasa menahan luka hati namun ia juga tak berdaya kehilangan suami yang telah lima tahun bersama nya, hati perempuan mana yang rela di madu dan berbagi kasih sayang.

Namun Nabila harus merelakan Adam suami yang begitu ia sayangi di miliki perempuan lain selain diri nya dengan ikhlas demi sebuah keutuhan keluarga nya. Bukan, melainkan keutuhan keluarga suami nya.

Nabila menghembuskan nafas berat seraya beristigfar saat ia mengingat sebentar lagi akan ada perempuan lain yang akan masuk ke dalam rumah tangga nya, berharap semua beban di pundak nya akan sirna.

Saat akan memasuki kamar ia di kejutkan dengan suara bel pintu yang terus menerus di pencet, sang tamu seakan tak sabar menunggu tuan rumah  h     .  membukakan pintu.

"Bi Jum! Tolong buka pintu ya saya mau ambil jilbab dulu," Perintah Nabila saat melihat Bi Jum di dapur saat memasak makan siang

"Baik bu!" Jawab Bi jum mematikan kompor kemudian berlari kecil ke arah pintu.

Saat pintu terbuka tamu yang datang tak lain dan tak bukan adalah Mami Sella dan Citra, "Aduh, lama banget sih buka pintu nya," Gerutu Mami Sella dan langsung masuk tanpa mengucap salam.

"Maaf Nyonya! saya lagi di dapur," Ucap Bi Jum menunduk karena takut melihat tatapan tajam Ibu majikan nya.

Bi Jum terkejut saat melihat wanita cantik masuk bersama Mami Sella "Siapa perempuan cantik yang bersama nyonya, Ah bukan urusan ku," Ucap nya dalam hati kemudian berlalu ke dapur melanjutkan masak nya yang tertunda.

Namun sebelum ia menyalakan kompornya lagi Bi jum terlebih dahulu membuatkan minum dan aneka cemilan untuk Mami Sella dan Citra.

Nabila yang mendengar Mami mertua nya datang segera mengenakan hijab Instan nya, dan keluar dari kamar, namun Ia sedikit terkejut karena Mami Sella tak datang sendiri melainkan datang bersama Citra calon adik madu nya.

Nabila menghembuskan nafas sejenak untuk menenangkan hati dan pikiran nya, ia lama mematung memperhatikan kedekatan Mertua dan calon menatu nya itu.

"Dulu aku berada di posisi itu, tapi hanya karena aku belum bisa memberikan Mas Adam keturunan aku menjadi menantu yang tak di anggap," Ucap Nabila dalam hati.

"Assalamualaikum Mami, Citra" Ucap Nabila lirih namun masih jelas terdengar.

Mami Sella dan Citra hanya melihat kearah Nabila sekilas namun tak berapa lama mereka kembali menatap ponsel Citra yang dapat dilihat dengan jelas oleh Nabila gaun-gaun pengantin megah dan mewah yang sedang di pilih oleh Citra.

Nabila yang merasa tak di anggap duduk perasaan yang sulit di mengerti, ikhlas namun juga tak rela.

"Mi, Mas Adam kemana ya, aku mau tunjukin gaun mana yang paling cantik," Citra bertanya seolah sengaja membuat Nabila sakit hati.

"Ada sayang, Adam pasti lagi di ruang kerja nya, kamu kesana aja, ruangan nya yang itu," Ucap Mami Sella sambil menunjuk pintu kayu bercat putih yang tertutup.

"Oke Mami!" Sahut Citra berdiri dan melangkah ke arah yang di tunjukkan oleh Mami Sella.

"Stop Citra! tolong hargai aku sebagai istri Mas Adam, kamu nggak ada hak buat menemui suami ku, biar aku yang panggilkan kemari," Nabila yang merasa jengah karena tak di anggap pun buka suara.

"Mamii!" Citra yang mendengar Nabila berkata seperti itu pun pura-pura cemberut dan menangis di depan Mami.

"Eh! Nabila, sebentar lagi juga Citra bakalan jadi istri nya Adam, kamu jangan sok berkuasa ya," Ucap Mami Sella sinis.

"Maaf Mami sebelum Citra sah menjadi istri Mas Adam, ia tak berhak menemui suamiku, apa lagi di dalam ruangan hanya berdua, Permisi!" Ucap Nabila dan berlalu meninggalkan Citra dan Mami Sella yang geram melipat kedua tangan nya, ia sengaja menekan kan kata suamiku agar Citra merasa jengah.

Tok tok tok

Ketukan di pintu mengalihkan perhatian Adam yang sedang menelpon Rian Asisten nya.

"Masuk!" Ucap Adam lantang dan pintu pun terbuka setengah, Nabila menyampaikan kalau Ada Mami dan Citra menunggu nya.

Adam mengehela nafas pelan dan beranjak dari kursi nya, pria berperawakan tegap dan tinggi itu kemudian menghampiri Nabila dan menggandeng tangan istri nya untuk turun menemui Mami dan Citra.

Nabila ragu ingin melepaskan tautan tangan mereka namun Adam semakin erat menggenggam nya.

Saat Adam dan Nabila turun Citra tersenyum dan berdiri ingin menghampiri Adam namun saat ia melihat Adam dan Nabila berpegangan tangan Citra kembali duduk, Mami Sella yang melihat raut kecewa dari wajah Citra mengelus pundak wanita berambut panjang itu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status