Share

Bab 85. Setitik harapan.

Pov Dirgantara.

"Bunda sudah bangun?" tanyaku berjalan mendekat ranjang pasien, "Bibi pulang sebentar untuk mengambil beberapa barang yang kemarin tidak terbawa." jelasku ketika wanita paruh baya di depanku celingukan mencari asisten rumah tangganya.

Bunda memandangku sejenak lalu membuang mukanya ke arah lain.

"Bunda butuh sesuatu? Atau mau ke kamar mandi?" kembali aku bertanya.

"Panggilkan saja suster! Setelah itu pergilah!" jawabnya ketus tanpa mau memandang ke arahku.

Aku menghela nafas panjang, 'bunda tidak salah. Ini semua karena perbuatanku terhadap Serena sehingga bunda bersikap kasar.' Berulang kali hatiku berbisik mengingatkan aku agar bisa bersabar dengan sikap ketus ibu mertuaku ini.

"Saya akan pergi setelah Gibran atau Indira datang. Saya sudah janji pada Gibran untuk menemani Bunda sampai dia kembali dari luar kota." Aku mengulangi penjelasanku tadi malam.

"Aku tidak butuh ditemani kamu. Kamu di sini malah bikin saya tambah sakit." ucapnya sambil melirikku sinis.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status